TEMPO.CO, Jakarta - Analis Ekokapital Securities Cece Ridwanullah memperkirakan penawaran saham perdana PT Waskita Karya akan banyak diminati oleh investor. Sebab, sektor properti dan konstruksi merupakan salah satu sektor usaha yang diperkirakan masih terus berkembang di Indonesia.
"Infrastruktur ini cukup menarik. Sebab, seiring dengan program pemerintah yang masih menggenjot pembangunan infrastruktur dalam jangka panjang," ujar Cece ketika dihubungi, Kamis, 22 November 2012.
Melantainya Waskita Karya di Bursa Efek Indonesia (BEI) juga diperkirakan akan mendongkrak saham sektor usaha serupa, terutama saham BUMN yang bergerak di bidang infrastruktur, seperti Wijaya Karya.
Wijaya Karya, kata Cece, belakangan juga menunjukkan pergerakan saham yang positif. Tak hanya dikarenakan isu akan masuknya perusahaan dengan jenis serupa, tetapi juga karena proyek-proyek pembangunan perseroan yang santer dikabarkan belakangan ini.
Ia menyarankan pemerintah segera mengambil kebijakan serupa dengan mempercepat proses IPO PT Semen Baturaja yang sama-sama bergerak di sektor infrastruktur. "Potensi pasarnya sedang bagus. Jadi, kalau bisa ini jadi dorongan agar Semen Baturaja juga bisa cepat IPO."
Sebelumnya pemerintah berencana melepas saham perdana (IPO) lima BUMN di bursa, yakni, PT Waskita Karya, PT Semen Baturaja, PT Pertamina Drilling Services, PT GMF AeroAsia, dan PT PLN Batam. Namun, hingga saat ini baru Waskita saja yang akan terealisasi.
Ito mengaku tidak mengetahui sebab pasti alasan tertundanya pelepasan saham tersebut, "Sebab, itu bukan kewenangan saya," kata dia.
Dari mekanisme penawaran IPO ini, Waskita Karya menargetkan perolehan dana sebesar Rp 900 miliar hingga Rp 1,1 triliun. Untuk itu, setidaknya perusahaan akan melepas 35 persen saham ke publik. Dana hasil IPO ini akan dipakai untuk pengembangan properti, pengembangan pabrik beton precast yang telah dibangun, dan pengembangan jalan tol.
GUSTIDHA BUDIARTIE