TEMPO.CO, Bandung-PT Dirgantara Indonesia meneken kerjasama dengan Airbus Military untuk mengembangkan versi upgrade C212 yang akan mengusung nama NC212-400 di sela perhelatan Indo Defence 2012 di JIExpo, Jakarta, Kamsi, 8 November 2012.
Sonny mengatakan, analisa pasar bersama yang dilakukan dua perusahaan itu mendapati, kebutuhan dunia untuk pesawat sipil berukuran kecil-medium sekelas C212 saat ini berkisar 400 unit hingga 450 unit dalam 10 tahun ke depan. "Lewat kerjasama ini kita akan merebut 40 persen pasar ini di seluruh dunia," kata dia.
Menurut dia, semua proses pengembangan dan produksi perdana pesawat NC212 itu akan dilakukan di fasilitas PT Dirgantara Indonesia di Bandung. Pesawat itu dipersiapkan untuk mengantungi sertifikasi yang diterbitkan oleh EASA dan FAA.
Sonny menuturkan, lewat kerjasama ini, Airbus Military bisa menekan biaya pengembangan itu dengan memanfaatkan kemampuan enggineering PT Dirgantara Indonesia. Sementara PT Dirgantara Indonesia bisa memanfaatkan koneksi Airbus Military untuk membidik pasar yang lebih luas dengan koneksi Uni Eropa. "Pasarnya jadi lebih luas," katanya,
Versi upgrade C212 ini, yakni NC212, di antaranya dengan mengganti peralatan navigasi dan komunikasi yang asalnya serba analog menjadi versi digital, serta perombakan interior untuk mendongkrak kapasitas penumpang yang asalnya hanya 24 penumpang menjadi 28 penumpang. Versi perdana pesawat ini ditargetkan sudah diproduksi pada 2013 nanti.
Sonny menjelaskan, selama ini kerjasama PT Dirgantara Indonesia memproduksi C212 under-license Airbus Military. Selain kerap bersaing di pasar yang sama, setiap unit pesawat C212 yang terjual, PT Dirgantara wajib membayar lisensi pesawat itu pada Airbus Military.
AHMAD FIKRI