TEMPO.CO, Bandung - PT Dirgantara Indonesia (PT DI) , Kementerian PPN/Bappenas, dan pemerintah provinsi Bali menandatangani kesepakatan bersama pemanfaatan pesawat N219. Kerja sama tersebut bagian dari rencana strategis Bappenas untuk pengembangan sektor ekonomi dengan mengembangkan ekosistem kedirgantaraan. Program tersebut sebelumnya sudah dijalankan di Kepulauan Riau, dan Bali mendapat giliran kedua. Di Bali program tersebut akan mengusung konsep Aviation Training Tourism.
“Kegiatan ini akan memberikan nilai tambah bagi provinsi Bali, khususnya dalam mendorong penciptaan lapangan kerja yang diharapkan berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi Bali, serta yang tidak kalah pentingnya adalah meningkatkan kualitas SDM, khususnya dalam bidang high-tech aviation,” kata Direktur Utama PTDI Gita Amperiawan, dikutip dari keterangannya, Jumat, 16 Februari 2024.
Kerja sama tersebut ditandatangani Deputi Bidang Ekonomi Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti, Pj Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya, Pj Bupati Buleleng, Ketut Lihadnyana, serta Direktur Utama PTDI Gita Amperiawan di Kantor Gubernur Bali, Jumat, 16 Februari 2024. Masih terkait kerja sama tersebut, juga ditandatangani kesepakatan lainnya antara PTDI dengan sejumlah pihak.
Di antaranya kesepakatan kerja sama pengembangan pusat pelatihan kedirgantaraan dengan Bali International Flight Academy (BIFA), pembangunan fasilitas MRO untuk pesawat terbang dengan PT Mulya Sejahtera Technology (MS Tech), pembangunan fasilitas MRO untuk engine dan propulsi pesawat terbang dengan anak perusahaan PTDI yakni PT Nusantara Turbin & Propulsi (PT NTP), serta pengembangan toursim flight di Bali dengan PT Wisarada Sarana Aviasi (Wise Air).
Pesawat N219 merupakan pesawat terbang produksi lokal hasil kerja sama PTDI dengan BRIN. Pesawat tersebut diberi nama Nurtanio oleh Presiden Joko Widodo. Pesawat N219 telah mengantongi Type Certificate (TC) yang diterbitkan Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) Kementerian Perhubungan pada 22 Desember 2020.
TKDN pesawat tersebut diklaim mencapai 44,69 persen. TKDN yang akan terus ditingkatkan tersebut yang diharapkan akan memberikan dampak pertumbuhan terhadap ekosistem industri dalam negeri termasuk di daerah. Salah satunya dengan pengoperasian dan perawatan pesawat tersebut di daerah. Pesawat N219 dirancang untuk mendukung konektivitas daerah tertinggal, terpencil, dan terluar dengan kemampuannya untuk mengudara dan mendarat di landasan pendek kuran gdari 800 meter.
PTDI sudah menyiapkan rencana untuk mengembangkan pesawat N219 dalam berbagai konfigurasi mulai dari pesawat angkut penumpang, logistik, hingga medical evacuation dan flying doctor. Pesawat N219 juga akan dikembangkan dalam berbagai varian di antaranya versi amphibious dengan dukungan penuh Bappenas. PTDI mengklaim pengembangan ekosistem kedirgantaraan di Bali lewat kerja sama tersebut sebagai langkah strategis menyukseskan komersialisasi pesawat N219 dengan pemanfaatan pesawat tersebut untuk mendukung konektivitas wilayah Bali khususnya sebagai hub pariwisata Indonesia.
Pilihan Editor: Subsidi BBM Dialihkan untuk Makan Siang Gratis, Gibran: Saya Belum Dilantik Sudah Pada Ribut