TEMPO.CO, Jakarta - Manajemen PT Ciputra Property Tbk mencatat lonjakan harga jual lahan perkantoran di sekitar Kuningan mencapai 55 persen, seiring peningkatan kebutuhan terhadap kawasan bisnis terintegrasi. “Harga jual lahan perkantoran naik menjadi Rp 31 juta per meter persegi sejak Agustus lalu,” ujar Sekretaris Perusahaan PT Ciputra Property Artadinata Djangkar di sela-sela ground breaking Office Tower Ciputra World Jakarta 2, Rabu, 26 September 2012.
Ia mengaku, dari total luas lantai dari perkantoran di Ciputra World yang akan dijual secara strata title, sekitar 80 persen di antaranya sudah terjual sampai September 2012. Sebelumnya, harga lahan itu sebesar Rp 20 juta per meter persegi, kini naik menjadi Rp 31 juta per meter persegi sejak Agustus lalu.
Hari ini, melalui anak usahanya, PT Saraneka Indah Pancar memulai pembangunan proyek menara perkantoran Ciputra World 2 Jakarta. Candra Ciputra, Presiden Direktur PT Ciputra Property Tbk, mengatakan, pembangunan Office Tower 2 sengaja ditujukan kepada kebutuhan bisnis modern.
"Nantinya akan kami lengkapi dengan fasilitas premium, seperti 3 Zones (low, mid, dan high), Grade A Office, executive lift dan executive toilet, 18 lift, dan security system," ucapnya.
Ciputra World 2 Jakarta terdiri dari dua menara The Orchard Satrio dan The Residence and Fraser Suites Serviced Apartments, serta satu Tower untuk W Hotel. Proyek ini terdiri atas 349 kondominium The Orchard Satrio, 117 unit kondominium The Residence, 200 unit Fraser Suites Serviced Apartments, 80 ribu meter persegi lahan, 250 kamar W Hotel, dan 120 unit kondominium premium.
Pembangunan perkantoran Ciputra World 2 Jakarta menelan investasi hingga Rp 1 triliun. Proyek ini memiliki gross floor area (GFA) seluas 80 ribu meter persegi dan ditargetkan selesai 2015 mendatang. "Totalnya 45 lantai, separuhnya akan kita dijual melalui strata title, sedangkan sisanya kita sewakan," kata Candra.
Selain fasilitas kelas wahid, proyek ini menyediakan kawasan lahan hijau hingga 7.000 meter persegi dan dikembangkan menjadi hiasan lampu (lantern) menjadi garden of lights di kawasan Kuningan.
Candra menyebutkan, pertumbuhan properti di Indonesia terbilang positif meskipun krisis ekonomi global, khususnya krisis Eropa, masih berlangsung. Tingginya kelas menengah Indonesia menyebabkan kebutuhan terhadap properti terus berlangsung.
Artadinata menambahkan, tahun ini, perseroan menargetkan laba bersih hingga Rp 228 miliar. Dari jumlah itu hingga Juni lalu, sekitar Rp 105 miliar di antaranya sudah tercapai, sedangkan sisanya dikejar hingga akhir tahun. "Kontribusi terbesarnya bersumber CWJ 1 (Ciputra World 1)," katanya.
JAYADI SUPRIADIN