TEMPO.CO, Jakarta - PT PLN Batam menandatangani kerja sama pembentukan konsorsium dengan PT Universal Batam Energy (UBE) untuk membangun pipa penyaluran gas dari Natuna Barat ke Pulau Batam. "Nilai investasinya mencapai US$ 40 -45 juta," kata Direktur PT UBE Arie Wibisono, Rabu, 18 April 2012.
Ia menjelaskan, dalam konsorsium ini PLN Batam memiliki porsi saham sebesar 51 persen. Konsorsium nantinya akan membangun pipa yang menghubungkan Pulau Pemping dan Pulau Batam. Pembangunan pipa ini sendiri mulai dilelang dalam waktu dekat dengan sistem built operate and transfer atau BOT.
Juru Bicara PLN, Bambang Dwiyanto menambahkan konsorsium dibentuk untuk efisiensi dan efektivitas. Pipa nantinya memiliki kapasitas angkut hingga 55 miliar british thermal unit per hari (BBTUD) dengan diameter 16 inch dan panjang 15 kilometer.
Pipa akan memasok listrik untuk pembangkit milik PLN yang berkapasitas 200 megawatt (MW)."Targetnya rampung pada 2013," ucapnya.
Ia memaparkan,PLN Batam dan PT UBE juga telah menandatangani perjanjian jual beli gas dengan beberapa kontraktor untuk memasok gas ke pembangkit. Kontraktor tersebut adalah ; Premiere Oil West Natuna B.V, Natuna 1 B.V, Natuna 2 B.V, dan KUFPEC Indonesia (Natuna) B.V.
Total volume gas yang terkontrak mencapai 20 BBTUD untuk jangka waktu selama 20 tahun sejak 2008. Sesuai perjanjian, PLN Batam dan PT UBE wajib membangun harus membangun pipa dari titik serah di Pulau Pemping hingga pembangkit.
Selama ini pembangkit milik PLN Batam hanya mendapat pasokan gas dari Lapangan Grissik, Sumatera Selatan. Beban puncak Batam mencapai 266 MW dari kapasitas daya sebesar 314 MW atau masih terdapat cadangan sekitar 40 MW.
PLN berharap dengan rampungnya pembangunan pipa dan masuknya pasokan gas tambahan ke Batam dapat membuat keandalan listrik di wilayah tersebut semakin terjamin dan mendorong pertumbuhan ekonomi di Batam.
GUSTIDHA BUDIARTIE