Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Indonesia Dinilai Salah Strategi Hadapi CAFTA

image-gnews
Bank of China.  REUTERS/David Gray
Bank of China. REUTERS/David Gray
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Lemahnya Indonesia menghadapi banjir impor Cina pasca diberlakukannya pasar bebas Cina-ASEAN (CAFTA) setahun lalu dinilai karena adanya kesalahan strategi. Menurut Wakil Ketua Umum KADIN Bidang Perdagangan, Distribusi dan Logistik Natsir Mansyur Indonesia terlalu memaksakan diri menyetujui CAFTA saat penguatan daya saing industri dalam negeri belum terwujud.

"Akibatnya industri kita tidak bisa bersaing bahkan di pasar domestik karena harga produk Cina lebih murah," kata Natsir di Jakarta, Sabtu (23/4).

Indonesia terlambat mendorong pembangunan industri di sektor hilir yang mampu mengolah bahan baku menjadi barang olahan sehingga memiliki nilai lebih. "Kita justru lebih banyak melakukan ekspor padahal semestinya itu bisa diolah sendiri dan lebih dimanfaatkan untuk industri dalam negeri," katanya. Akibatnya negara lain yang meneguk keuntungan dengan memperoleh bahan baku dan selanjutnya melempar produk olahan yang telah jadi kembali ke Indonesia.

Hal senada juga diungkapkan oleh pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia Faisal Basri. Menurutnya saat Indonesia sudah menyepakati CAFTA, justru konsentrasi promosi dan ekspor Indonesia masih tetap difokuskan pada negara lain. "Saat ini impor terbesar Indonesia dari Cina, namun Indonesia masih belum melihat Cina sebagai sasaran ekspor utama," katanya.

Menurutnya, Indonesia masih melihat Cina sebagai nomor dua untuk ekspor. "Mengalahkan Amerika dan Eropa," imbuhnya. Semestinya saat Indonesia banyak mengimpor barang dari Cina maka sebaliknya Indonesia harus menjadikan Cina sebagai tujuan utama ekspor produk dalam negeri. Promosi produk Indonesia ke negara itu juga semestinya lebih digencarkan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dengan menfokuskan ekspor ke Cina diharapkan keberimbangan neraca perdagangan antara Cina dan Indonesia bisa terwujud. Apalagi dengan jumlah penduduk yang mencapai lebih dari 1 miliar orang, Cina bisa menjadi pangsa pasar yang sangat besar bagi produk Indonesia.

Apalagi banyak produk unggulan yang semestinya tidak bisa disaingi oleh Cina, terutama di hasil produksi sumber daya alam. Dimana ada perbedaan musim antara Cina yang merupakan daerah empat musim sedangkan Indonesia empat musim. "Kita lihat Cina sebagai opportunity, kita begitu kaya sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan yang tidak dimiliki Cina, terlalu jika kita tidak bisa bersaing dengan Cina," imbuhnya.

AGUNG SEDAYU

 
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hari Ini Cina Terapkan Bea Antidumping untuk Baja Nirkarat RI

23 Juli 2019

Pekerja mengecek rangka baja saat pembuatan beton pracetak di fasilitas milik PT Adhi Persada Beton (APB) anak usaha PT Adhi Karya (Persero) Tbk di Sadang, Purwakarta, Jawa Barat, 29 April 2015. Produk beton precast APB ini selain untuk memenuhi kebutuhan internal proyek-proyek konstruksi ADHI juga menyuplai ke Papua dan ekspor ke Timor Leste. Tempo/Tony Hartawan
Hari Ini Cina Terapkan Bea Antidumping untuk Baja Nirkarat RI

Tarif antidumping yang dikenakan Cina sebesar 18,1 - 103,1 persen.


Perang Dagang, Indonesia Bisa Rebut Pasar Tekstil Cina di AS

16 Mei 2019

Pekerja menyelesaikan produksi kain sarung di Pabrik Tekstil Kawasan Industri Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat 4 Januari 2019. Kementerian Perindustrian menargetkan ekspor tekstil dan produk tekstil (TPT) pada tahun 2019 mencapai 15 miliar dollar AS atau naik 11 persen dibandingkan target pada tahun 2018. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Perang Dagang, Indonesia Bisa Rebut Pasar Tekstil Cina di AS

Indonesia berpeluang mengambil pasar tekstil Cina di Amerika Serikat setelah perang dagang kedua negara tersebut.


Sri Mulyani Ingatkan Dampak Buruk Perang Dagang Presiden Trump

6 Maret 2018

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. TEMPO/Subekti
Sri Mulyani Ingatkan Dampak Buruk Perang Dagang Presiden Trump

Sri Mulyani mengomentari kebijakan AS yang akan memproteksi produk baja dengan menerapkan bea masuk.


Devaluasi Yuan, Ini Strategi Menteri Perindustrian  

14 Agustus 2015

Petugas dari BPOM memeriksa produk makanan import asal Cina saat razia makanan dan minuman di sejumlah pertokoan di Surabaya, Senin (08/02). Dalam razia tersebut, ditemukan sejumlah makanan dan minuman yang tak terdaftar. TEMPO/Fully Syafi
Devaluasi Yuan, Ini Strategi Menteri Perindustrian  

Menteri Perindustrian menilai devaluasi yuan membuat ekspor Cina makin deras masuk ke Indonesia.


Akhirnya, New iPad Bisa Masuk Cina

21 Juli 2012

CEO Apple Steve Jobs memperkenalkan komputer tablet terbarunya, iPad di San Francisco, Amerika Serikat (28/1). Jobs memposisikan iPad sebagai gadget persambungan antara sebuah laptop dan ponsel pintar. AP/Paul Sakuma
Akhirnya, New iPad Bisa Masuk Cina

Mereka harus membayar nyaris Rp 600 miliar untuk menyelesaikan sengketa paten dengan sebuah perusahaan lokal Cina.


Anggito: ACFTA Harus Dilihat Secara Multilateral  

2 Mei 2011

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) menerima kunjungan kenegaraan Perdana Menteri Cina Wen Jiabao. TEMPO/Tony Hartawan
Anggito: ACFTA Harus Dilihat Secara Multilateral  

Secara bilateral memang defisit, tapi secara multilateral Indonesia surplus


PM Cina: Salak dan Manggis Populer di Cina

30 April 2011

Dagangan buah manggis  di pinggir jalan raya Magelang-Yogyakarta  di desa Blondo, Mungkid, Magelang, Jateng, Kamis (5/2). Manggis didatangkan dari wilayah Yogyakarta dan dijual  Rp7.500 per kilogram. ANTARA/Anis Efizudin
PM Cina: Salak dan Manggis Populer di Cina

Ternyata tak hanya produk-produk buatan Cina yang membajiri Indonesia. Beberapa produk dalam negeri khususnya buah-buahan asli Indonesia saat ini mulai banyak dikonsumsi masyarakat Cina atau biasa juga disebut Republik Rakyat Tiongkok.


Pemerintah Minta Cina Turunkan Pajak Ekspor

29 April 2011

Perdana Menteri Cina Wen Jiabao dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. AP/Dita Alangkara
Pemerintah Minta Cina Turunkan Pajak Ekspor

Cina banyak mengambil bahan baku dari Indonesia kemudian produk olahannya dijual dengan bea ekspor tinggi.


Banyak Produk Cina Masuk Lewat Malaysia

23 April 2011

TEMPO/ Nita Dian
Banyak Produk Cina Masuk Lewat Malaysia

Maraknya produk Cina di pasar domestik ternyata bukan hanya karena diimpor langsung dari Cina, melainkan juga banyak yang dimpor dari negara tetangga.


Bahas CAFTA, Cina Undang Indonesia  

23 April 2011

TEMPO/ Nita Dian
Bahas CAFTA, Cina Undang Indonesia  

Pemerintah Indonesia dan Cina akan kembali bertemu untuk membahas soal keberimbangan neraca perdagangan antara kedua negara pada Juni nanti.