TEMPO.CO, Jakarta – Indonesia berpeluang mengambil-alih pasar ekspor Cina di Amerika Serikat setelah kedua negara terlibat perang dagang. Ketua Umum Bidang Pengembangan Kawasan Ekonomi Kamar Dagang Indonesia atau Kadin, Sanny Iskandar, mengatakan produk tekstil bisa menjadi unggulan ekspor Indonesia ke Amerika Serikat menggantikan Cina.
Baca: Rupiah Bakal Makin Loyo Terimbas Sentimen Perang Dagang AS-Cina
Selama ini, Indonesia selalu bersaing dengan Cina untuk memasok barang-barang kebutuhan tekstil dan garmen ke Negeri Abang Sam. Sanny meyakini pasokan produk ekspor Negeri Tirai Bambu ke Amerika akan melambat pasca-negara Adikuasa itu memberlakukan bea masuk 25 persen atau senilai Rp 200 miliar untuk barang-barang Cina.
“Akhirnya kita punya peluang lebih banyak untuk mengekspor barang-barang ke Amerika. Apalagi tekstil, itu kan produk unggulan kita yang seharusnya tak kalah dengan Cina,” ujar Sanny saat dihubungi Tempo pada Kamis, 16 Mei 2019.
Sanny mengatakan, meski memiliki peluang besar, Indonesia tak bisa serta-merta memasarkan produknya secara gelondongan (bulk). Menurut dia, perlu ada perbaikan dari sisi kualitas. Produsen juga perlu membaca semua syarat atau kebutuhan negara tujuan ekspor.
Menurut Sanny, Indonesia perlu menumbuhkan produsen-produsen tekstil setara Sritex yang telah diakui dunia. Sritex atau PT Sri Rejeki Isman Tbk merupakan produsen tekstil dan garmen yang berhasil memasarkan produk-produknya ke pasar mancanegara.
Pada akhir 2018, Sritex berhasil membukukan penjualan US$ 1,03 miliar. Nilai pendapatan perusahaan berhasil tumbuh mencapai 36,1 persen dibandingkan pendapatan pada 2017. Sritex menjadi salah satu pemasok kain di Amerika Serikat dan pesaing produsen tekstil di Cina.
Baca: Perang Dagang AS-Cina Berlanjut, Ekspor RI Kian Tertekan
“Sritex selama ini bisa menjadi pemasok kain untuk angkatan bersenjata di Amerika, itu kan hebat. Kita perlu Sritex-Sritex yang lain untuk meningkatkan daya saing industri,” ucap Sanny.
Peningkatan daya saing industri penting dilakukan karena Indonesia memiliki pesaing ketat. Negara-negara eksportir lain yang menjadi pemasok besar bagi barang-barang kebutuhan negara Adikuasa, termasuk tekstil, adalah Vietnam, Thailand, dan Banglades.