Sementara mayoritas petani yang hanya punya lahan kurang 0,3 hektar, dan para petani penggarap sudah tidak dapat menikmati keuntungan. Hasil panen mereka sudah habis untuk makan, bayar biaya produksi dan sewa peralatan.
Winarno melanjutkan, keuntungan petani yang bisa diperoleh pun tidak besar. Dia lalu mengatakan, jika harga gabah kering giling normal Rp 3.300 per kilogram, maka harga saat ini sudah Rp 4.600 per kilogram. Maka, keuntungan petani sebesar Rp 1.300 per kilogram gabah kering giling.
Saat ini, produktivitas gabah kering giling untuk lahan petani sekitar 2,55 hektar. "Jadi, anggaplah jika dua musim panen hasilnya sama. Maka, dalam setahun lahan seluas setengah hektar bisa menghasilkan gabah kering giling sekitar 5,1 ton," ujarnya.
Jika demikian, keuntungan maksimal petani, bila menjual semua gabah kering giling pada harga sekarang hanya Rp 5.630.000 setahun. Itupun belum dengan perhitungan dikurangi konsumsi pribadi, dan biaya-biaya lain yang harus dikeluarkan petani pasca panen.
Sementara itu harga beras terus melambung. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, harga beras pada 17 Desember lalu mencapai Rp 7.166 per kilogram. Badan Pusat Statistik memperkirakan kenaikan harga beras akan memicu inflasi hingga menembus 6 persen.
EKA UTAMI APRILIA