Bagus mengatakan, pihaknya terus berupaya meningkatkan angkutan barang dengan menggunakan truk. Termasuk menjajaki kerja sama dengan Perum Bulog, PT ASDP Indonesia Ferry, dan PT Pos Indonesia. Ia berharap 20 persen dari pendapatan berasal dari angkutan barang dan sisanya angkutan penumpang. Tahun lalu angkutan barang menyumbang pendapatan sekitar 15 persen.
Tahun ini perusahaan berencana menambah 10 truk besar dan lima truk kecil untuk ritel. Sehingga nantinya perusahaan memiliki 60 unit truk dan 70 truk kecil. Untuk belanja itu, perusahaan menyiapkan dana sekitar Rp 6,4 miliar yang diambil dari kas internal. "Penambahan itu untuk melayani rute Jakarta ke Mataram dan ke Medan," ujar dia.
Sedangkan untuk angkutan penumpang rute di kawasan negara tetangga, perusahaan itu belum berencana menambah armada. Pihaknya masih ingin melihat pertumbuhan permintaan terlebih dulu. Saat ini Damri melayani angkutan penumpang ke Kuching, Malaysia, dan ke Brunei Darusalam yang biasa digunakan tenaga kerja Indonesia.
Saat ini angkutan penumpang ke Kuching dilayani lima armada, sementara ke Brunei tiga armada. Dengan tarif Rp 350 ribu, tingkat keterisian penumpang ke Kuching berkisar 70 persen. Sedangkan tarif ke Brunei seharga Rp 600 ribu dengan keterisian penumpang sekitar 55 persen. "Kalau ke Brunei memang kelihatannya membaik karena ada 30 ribu TKI yang ada di sana," katanya.
DESY PAKPAHAN