"Pelanggan tidak bisa dibohongi," kata Nadira ," kata Nadira dalam siaran persnya kepada Tempo, Sabtu 27 Maret 2010. Informasi tersebut menurut dia tidak relevan. Sebab sebagai pelopor tarif murah di Indonesia, tarif promo XL tawarkan harganya jauh dari yang ditudingkan.
Nadira menegaskan pelanggan tidak mudah percaya pada omongan iklan. Tapi, mereka percaya setelah juga mendapatkan referensi dari teman atau saudara yang telah menggunakan layanan XL dan merasakan manfaat yang lebih besar dibanding bila memakai operator lain.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Indonesia Telecomunications Users Group Muhamad Jumadi di Jakarta mengatakan berbagai tipe tarif murah yang dipromosikan XL tidak sesuai kenyataan. Jika diteliti, kata dia, tarif panggilan telepon XL justru lebih mahal dibandingkan operator lain. Untuk panggilan selama 30 detik, XL mengenakan tarif rata-rata Rp 600-750. Sementara Simpati Rp 450, As Rp 390, dan Indosat Rp 700. Tarif XL baru lebih murah ketika waktu bicara di atas 10 menit.
Tudingan inilah yang dibantah Nadira. Menurut Nadira, bahkan ada tarif Xl yang hanya Rp 72 per menit.
Nadira menambahkan banyaknya tipe tarif itu dibuat karena masyarakat memiliki kebutuhan dan perilaku komunikasiyg berbeda-beda. Misalnya untuk anak muda biasanya memilih paket "Sampe Puas" agar dapat bicara lama dengan tarif murah. Sementara untuk wanita dan pebisnis biasanya memilih paket "Berkali-kali" karena bicara singkat tetapi sering.
Baca Juga:
Nadira mengatakan pihaknya tak setuju dengan usulan Jumadi agar pemerintah membatasi tipe tarif. "Pembatasan tarif adalah ranah teknis persaingan terutama bagaimana masing-masing mampu memuaskan keinginan pelanggan yaitu membayar murah untuk mendapatkan layanan berkualitas," katanya.
BS