TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Bidang Ketenagakerjaan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Bob Azam, mengatakan pemerintah Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka tak cukup menargetkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Bob Azam mengingatkan bahwa hal yang penting dalam pertumbuhan ekonomi adalah kualitasnya, salah satunya adalah kemampuan dalam menyerap tenaga kerja.
Bob Azam menjelaskan, makna berkualitas adalah pertumbuhan ekonomi yang mampu menyerap banyak tenaga kerja. Salah satu faktor dari pertumbuhan ekonomi adalah investasi. Karena itu, dia menyebut pemerintah harus menggalakkan investasi yang padat karya bukan justru sekedar mengedepankan investasi yang padat modal semata. “Supaya pertumbuhan ekonomi kita tinggi dan berkualitas,” kata dia saat dihubungi Tempo, Jumat, 6 September 2024.
Selain mampu menyerap tenaga kerja, Bob Azam mengatakan investasi yang berkualitas mampu menciptakan efek pengganda atau multiplier effect. Dia mencontohkan, investasi memiliki sifat ini adalah investasi di sektor manufaktur. Sebab, investasi ini mampu menyumbang pajak lebih berkali-kali.
Sektor manufaktur harus membayar pajak di setiap proses dari hulu ke hilir. Bob Azam mengatakan, dari barang mentah menjadi barang setengah jadi hingga barang jadi, barang akan dikenai Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Hal ini belum menghitung nilai komponen hingga permesinan.
Namun jika investasi dilakukan di sektor-sektor komoditas atau pengolahan, dia mengatakan PPN hanya akan dibayarkan perusahaan sekali. Akibatnya, efek pengganda yang mereka hasilkan rendah. Meski Produk Domestik Bruto (PDB) besar dan meningkat, dia menyebut rasio pajak atau tax ratio akan turun karena nihil efek pengganda.
“Pertumbuhan berkualitas itu penting. Bukan hanya numbers, tapi juga effect. Jadi jangan sampai kita tumbuh enam persen, tujuh persen, rasa tiga persen,” kata Bob Azam.
Presiden terpilih Prabowo Subianto beberapa kali menyatakan optimismenya bisa menaikkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 8 persen. Bahkan ia berani bertaruh dengan sejumlah menteri negara tetangga. "Ada beberapa menteri dari sebuah negara yang taruhan sama saya," katanya, Kamis, 18 Juli
Menurut Prabowo, Indonesia memiliki potensi besar untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen itu. Namun, ujarnya, untuk mencapai tujuan itu perlu adanya efisiensi dan pengelolaan yang lebih baik. "Ambil kebijakan yang masuk akal," ujarnya.
Prabowo mengungkapkan, pemerintah harus memiliki tekad untuk memitigasi kebocoran, penyelewengan, hingga kebijakan-kebijakan yang tidak menguntungkan kepentingan nasional serta kepentingan rakyat.
Pilihan Editor: Paus Fransiskus Naik Kijang Innova Zenix, PT TAM: Sesuai Permintaan Pemerintah