TEMPO.CO, Jakarta - Bekas anak buah kapal Run Zeng 03 menceritakan alasan enam orang melompat dari kapal ikan berbendera Rusia. Aksi itu terjadi di perairan Kepulauan Aru, Maluku, pada 11 April 2024. Mereka melompat dari kapal karena merasa pekerjaan yang berat dan tidak digaji seperti perjanjian mereka direkrut.
"Saya buka Facebook terus dapat lowongan kerja di kapal," kata dia RS, kepada Tempo di Jakarta Selatan, Jumat, 23 Agustus 2024. Tawaran bekerja melalui Facebook itu ia terima saat berada tiga hari di Jakarta. Saat itu ia baru datang dari Bengkulu.
Setelah diterima, RS diminta datang ke Pati, Jawa Tengah. Di sebuah mes telah ada belasan calon anak buah kapal. Menurut RS, mereka direkrut oleh calo yang bekerja untuk Kapal Motor Mitra Utama Semesta atau MUS. "Saya dapat janji digaji Rp4 juta per bulan," ujar pria lajang 30 tahun itu.
RS mengatakan janji mendapatkan gaji Rp4 juta itu disampaikan seorang calo bernama Rei. Namun tak semua yang dijanjikan bekerja mendapatkan gaji Rp4 juta. Ada juga ABK lain dijanjikan Rp2 juta per bulan. Para pekerja dijanjikan mendapat tunjangan hari raya atau THR senilai Rp2 juta, premi Rp500 per kilogram ikan, dan mendapatkan uang jalan sebesar Rp500 ribu.
Namun janji perekrut berbeda saat pekerja mulai bekerja di kapal. Misalnya, saat direkrut pekerja disebut akan bekerja di MUS, bukan kapal Rusia. Tugasnya hanya memilih ikan. Di laut, para pekerja disuruh membongkar muatan ikan dari dek Run Zeng 03 sedalam 10 meter.
"Saat sampai di kapal, semua omongan di darat enggak ada benarnya. Gaji enggak jelas, THR enggak ada, premi pun enggak jelas, pekerjaan yang dijanjikan enggak jelas, kapal juga beda," ujar RS. Dia mengatakan, setengah perjalanan menuju posisi Run Zeng 03 di Kepulauan Aru, baru mendapat informasi mereka bekerja di kapal Cina.
Awalnya ada 55 anak buah kapal yang diberangkatkan dengan KM MUS dari Pelabuhan Juwana, Pati, Jawa Tengah, pada 27 Maret 2024. Namun bekas ABK bercerita kepada Tempo bahwa ada sekitar 100 orang dalam kapal itu. Sebanyak 30 orang yang disebut ABK tumpangan diturunkan di sebuah kapal lain di perairan laut Tual.
Sementara MUS tiba di Kepulauan Aru pada 6 April 2024. Di sana ada dua kapal ikan berbadan besi, yaitu Run Zeng 03 dan Run Zeng 05. Sehingga 55 orang yang baru direkrut itu dibagi dalam dua kelompok, 27 orang di Run Zeng 03 dan sisanya ditempatkan di Run Zeng 05.
RS masuk kelompok Run Zeng 03—dan diperintah bekerja saat mereka tiba pada 6 April itu. "Awalnya kami buat tim, ada yang masuk dalam palka, ada di dalam freezer, ada yang menaikkan ikan untuk dipindahkan ke MUS," ujar RS. Pekerjaan membongkar ikan itu dilakukan secara manual.