TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan hotel di Bandung mengalami peretasan akun Google Bisnis sejak akhir pekan lalu. Ketua Riung Priangan dan Ketua Dewan Promosi Pariwisata Kota Bandung, Arief Bonafianto mengatakan, peretas melakukan perubahan data seperti nomor telepon juga sampai mengubah alamat lokasi hotel. “Terakhir di Bandung yang melaporkan ada 84 hotel,” katanya, Kamis, 15 Agustus 2024.
Kejadian itu mulai dilaporkan hotel-hotel di Bandung sejak Sabtu malam akhir pekan lalu. Laporan peretasan terbanyak berlangsung sampai Ahad. Kabarnya menurut Arief, aksi peretasan itu dialami banyak hotel di daerah lain di Indonesia. “Nomor telepon hotel yang ada di Google diubah menjadi nomor WhatsApp,” ujarnya.
Dari hasil pengecekan menurut Arief, diketahui semua reservasi hotel diarahkan ke nomor itu dan akan diberikan harga kamar yang murah. “Dengan modus ditransfer ke rekening yang sudah ditentukan juga oleh pelaku,” kata dia. Belakangan ini laporan peretasan itu telah berkurang.
Arief mengatakan, perubahan data seperti nomor telepon hotel itu bisa terlihat saat pengunjung mencari hotel tertentu di laman Google. Manajer umum sebuah hotel di Bandung itu mengatakan telah meminta staf bagian teknologi informasi untuk memulihkan seperti sedia kala. Secara berkala hasil perubahannya dipantau. “Kita perbaiki pagi, kadang siang berubah lagi,” ujarnya.
Sejauh ini Arief mengatakan belum ada laporan korban yang tertipu terkait dengan transfer uang. Namun begitu pihaknya telah melaporkan kejadian tersebut ke Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat, Kepolisian Resor Kota Besar Bandung, juga ke Dinas Informasi dan Komunikasi Kota Bandung. “Lapor ke polisi ini sifatnya imbauan karena lebih ke cyber crime,” ujarnya.
Selain itu pihak hotel sudah melaporkan keluhan ke Google. Menurut Arief pihak Google sudah mengirimkan formulir ke tiap hotel yang terdampak sejak Senin lalu. “Pihak Google sudah tahu, kita sedang menunggu tindak lanjutnya,” kata dia.
Menurut Arief tindakan peretasan itu walau belum menimbulkan kerugian namun dinilai meresahkan. Potensi kerugiannya yaitu konsumen atau publik yang tertipu atau sudah membayar namun tidak terdaftar di hotel yang diinginkan. “Kalau bagi hotel, ada beberapa yang diubah lokasinya di peta seperti di Jakarta,” kata dia. Kejadian ini menurut Arief baru pertama kali terjadi.
Pilihan Editor: 90 Persen Layanan Terdampak Peretasan PDNS sudah Pulih