Laporan Harnessing the Power of (Gen) AI in Indonesian Financial Services menemukan kerangka kerja strategis multilateral "Deploy, Reshape, Invent," yang membimbing institusi keuangan Indonesia tentang cara mengintegrasikan GenAI secara efektif untuk memaksimalkan manfaatnya. Di antara tiga pilar ini, 51 persen responden mengatakan lebih memprioritaskan deploying dan inventing dibandingkan dengan reshaping proses internal. Mereka disebut fokus pada penerapan GenAI untuk tugas sehari-hari, dan 27 persen responden melihat peluang besar dalam menciptakan produk dan layanan baru yang didukung oleh GenAI.
Secara global, studi terpisah dari BCG menemukan bahwa 85 persen institusi keuangan menganggap GenAI sebagai teknologi yang sangat mengganggu, tapi hanya 18 persen yang memiliki strategi yang jelas untuk penerapan internal. Tanggapan yang direkam dalam laporan ini yaitu, pemimpin bisnis institusi keuangan dan startup fintech di Indonesia mencerminkan sentimen ini secara lokal. Kesenjangan ini menyoroti peluang penting bagi sektor layanan keuangan Indonesia untuk memposisikan dirinya di garis depan inovasi GenAI.
Di Indonesia, 61 persen institusi keuangan merasa yakin dengan infrastruktur teknologi mereka yang diperlukan untuk mengintegrasikan GenAI, terutama dalam konteks data dan sistem teknologi yang kokoh. Hampir setengah dari pemimpin sektor lokal mengklaim sudah memanfaatkan GenAI untuk meningkatkan layanan pelanggan, dengan sepertiga di antaranya melaporkan manfaat yang terlihat.
Selain itu, 44 persen pemimpin lokal mengakui potensi GenAI dalam merevolusi penilaian risiko di microlending melalui sumber data dan model analitik yang lebih inovatif. Selain layanan pelanggan dan microlending, empat area lain GenAI dianggap bermanfaat di industri ini yang meliputi produktivitas, pinjaman cepat, manajemen penipuan, dan personalisasi yang sangat tepat.
Dalam laporan ini juga dijelaskan seiring dengan meluasnya penggunaan GenAI, bank-bank besar dan institusi keuangan Indonesia sedang mengembangkan inisiatif terkait dari tahap pilot menjadi proyek yang dapat diskalakan. Upaya ini tidak hanya bertujuan untuk memperluas akses dan inklusi keuangan, tetapi juga memastikan kepatuhan terhadap Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi yang ketat di Indonesia.
Meskipun antusiasme terhadap kemampuan GenAI tinggi, banyak institusi keuangan Indonesia masih berada di tahap awal penerapan. Laporan tersebut menunjukkan 41 persen responden yang sedang menjalankan proyek percontohan GenAI dan uji coba konsep untuk memperluas penggunaan dan memberikan nilai bisnis yang substansial masih menjadi tantangan.
Hanya 37 persen responden yang merasa memiliki bakat yang diperlukan dan upskilling karyawan untuk menggunakan dan berinteraksi dengan alat AI. Sementara itu, hanya 29 persen responden yang merasa yakin dengan model operasional mereka untuk kesiapan GenAI.
Pilihan Editor: Mundur dari Kementerian Komunikasi, Usman Kansong: Tidak Ada Tekanan dari Luar