TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membeberkan realisasi pembiayaan utang hingga akhir Juli 2024 sebesar Rp 266,3 triliun.
“Dari postur pembiayaan utang yang sebesar Rp 648,1 triliun, realisasi baru sebesar Rp 266,3 triliun. Ini berarti 41,1 persen dan ini baru bulan ketujuh,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa Edisi Agustus 2024, di Jakarta, Selasa, 13 Agustus 2024, seperti dikutip dari Antara.
Adapun realisasi pembiayaan utang ini melonjak bila dibandingkan realisasi tahun lalu, yakni sebesar 36,6 persen. Meski begitu, Sri Mulyani menilai hal tersebut wajar karena penerimaan negara tahun lalu cukup tinggi karena lonjakan harga komoditas.
“Makanya tahun lalu penerbitan SBN mengalami penurunan luar biasa, dari harusnya Rp 437,8 triliun menjadi hanya Rp 184,1 triliun,” ucap bendahara negara tersebut.
Sedangkan pada tahun ini, menurut Sri Mulyani, realisasi penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 253 triliun, atau sekitar 38 persen dari target APBN. “Karena harga semua komoditas sudah kembali, sehingga memang defisit diperkirakan pasti lebih tinggi dari 2023."
Lebih jauh, Menkeu menyatakan peningkatan defisit itu merupakan bagian dari strategi countercyclical, dengan Kemenkeu menerbitkan SBN lebih banyak demi menstabilkan perekonomian yang lesu. Sementara ketika perekonomian tinggi seperti tahun lalu, Kemenkeu menurunkan penerbitan SBN guna mengimbangi efek ledakan harga komoditas.
Sementara itu, Kemenkeu mencatat realisasi pinjaman sebesar Rp 13,3 triliun dan pembiayaan non-utang Rp 49,3 triliun. Dengan begitu, realisasi pembiayaan anggaran hingga 31 Juli 2024 mencapai Rp 217 triliun.
“Tumbuhnya cukup tinggi dibanding tahun lalu, tapi itu relatif on track terhadap postur kita. Tahun lalu itu pengecualian karena penerimaan negara luar biasa baik,” ujar Sri Mulyani.
Sri Mulyani memastikan Kemenkeu akan terus berupaya mengendalikan defisit dengan memacu penerimaan sekaligus mendisiplinkan belanja agar realisasi tidak terlampau jauh dari postur yang telah ditetapkan.
Pilihan Editor: Sri Mulyani soal Defisit APBN per Juli Mencapai Rp 93,4 Triliun: Sudah Mulai Membaik