Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Daya Beli Masyarakat Disinyalir Menurun, Diduga Dampak Deflasi Beruntun

image-gnews
Konsumen berbelanja kue kering khas lebaran di pasar Jatinegara, Jakarta, Rabu 3 April 2024. Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memperkirakan terjadinya anomali pada aktivitas konsumsi masyarakat di momentum ramadan dan lebaran tahun ini. Hal ini terutama dipicu oleh daya beli masyarakat yang mulai tergerus akibat lonjakan harga pangan sejak akhir 2023. TEMPO/Tony Hartawan
Konsumen berbelanja kue kering khas lebaran di pasar Jatinegara, Jakarta, Rabu 3 April 2024. Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memperkirakan terjadinya anomali pada aktivitas konsumsi masyarakat di momentum ramadan dan lebaran tahun ini. Hal ini terutama dipicu oleh daya beli masyarakat yang mulai tergerus akibat lonjakan harga pangan sejak akhir 2023. TEMPO/Tony Hartawan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia mengalami deflasi atau penurunan harga barang dan jasa selama tiga bulan beruturut-turut. Sekilas, terdengar menguntungkan bagi konsumen, namun deflasi bisa menjadi indikasi penurunan ekonomi jika terjadi dalam waktu panjang. Salah satu potensi akibatnya adalah dampak spiral, suatu siklus penurunan harga menyebabkan penurunan permintaan hingga daya beli, dan penurunan harga lebih lanjut. 

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa pada Juli 2024, Indonesia mengalami deflasi bulanan sebesar 0,18 persen. Didukung dengan Indeks Harga Konsumen atau IHK sebesar 106,09. Melalui catatan BPS tersebut, Indonesia telah mengalami deflasi ini sebanyak tiga kalinya secara berturut-turut. Bahkan, deflasi pada bulan lalu jauh lebih dalam disbanding deflasi pada bulan Juni.

Ekonom senior Institute for Dvelopment of Economics and Finance (Indef) Didik J. Rachbini memperingatkan bahwa deflasi menjadi indikator daya beli masyarakat yang melemah. Deflasi ini pada sisi masyarakat membawa keuntungan, sebab harga barang yang jatuh. Namun, di sisi lain tersirat gejala ketidakmampuan konsumen secara luas mengkonsumsi barang dengan wajar atau setidaknya menunda konsumsinya.“Tetapi ini merupakan fenomenda makro ekonomi di mana ekonomi masyarakat sedang tidak berdaya untuk membeli barang-barang kebutuhannya,” tutur Didik melalui pernyataan resminya Sabtu, 3 Agustus 2024.

Sedangkan di sisi lain, daya beli masyarakat kelas menengah menurun. Chief Economist Mandiri Sekuritas Rangga Cipta menyatakan bahwa Pasca Covis-19, segalanya mulai terbuka, termasuk situasi perekonomian di Tanah Air mulai berjalan normal. Pihak yang mendorong pemulihan kondisi ekonomi adalah kalangan kelas menengah dan atas. Namun, kelas menengah mengalami penurunan daya beli.

“Setelah reopening ini justru kelas menengah itu mulai lambat, ada isu sektor manufaktur yang mulai terdapat pelambatan global,” tutur Rangga Rabu, 7 Agustus 2024.

Rangga menambahkan bahwa perpaduan kondisi tersebut membuat konsumsi kelas menengah melambat dan tidak bergerak daripada kelas bawah yang posisinya tidak bergerak. Sehingga, mendapatkan bantuan sosial pemerintah. Daya beli kelas menengah yang menurun sudah terlihat dari perayaan Idul Adha pada Juni 2024.

Kelas menengah didefinisikan melalui pendekatan yang berbeda. Pendekatan pertama yaitu relatif. Melalui pendekatan relatif, kelas menengah dilihat berdasarkan okupansi, baik dari sisi pendapatan maupun konsumsi. Pendekatan ini mendefinisikan kelas menengah berdasarkan pendapatan antara 75 dan 125 persen dari median pendapatan per kapita masyarakat.

Pendekatan kedua, yaitu absolut. Pendekatan ini mendefinisikan kelas menengah berdasarkan pendapatan atau pengeluaran konsumsi, Menurut ekonom India, Surjit Bhalla, kelas menengah diartikan sebagai pihak dengan pendapatan tahunan lebih dari Rp62 juta dalam ukuran paritas daya beli. Pendekatan ketiga, cangkok atau hybrid. Yaitu membedakan kelas menengah negara berkembang dengan negara maju.

Menurut riset Tempo, pada awal tahun ini menunjukkan bahwa ancaman penurunan daya beli telah terlihat melalui perkembangan inflasi pada 2023. Ketika inflasi inti mengalami penurun. Inflasi inti digunakan untuk mnegukur kenaikan harga barang atau jasa selain harga pangan yang masuk dalam komponen bergejolak (volatile food) dan harga komoditas lain yang masuk dalam komponen harga yang diatur pemerintah (administered prices), seperti pada harga BBM. Alhasil, komponen tersebut menjadi salah satu indikator yang mencerminkan tren harga barang-barnag sekunder atau tersier.

Selain itu, penurunan daya beli masyarakat Tanah Air pun terlihat pada Lebaran tahun ini. Daya beli yang menurun tersebut, tergambar pada indeks penjualan rill Bank Indonesia pada April 2024 yang mengalami kontraksi secara tahunan sebesar 2,7 persen. Hal tersebut menandakan bahwa konsumsi masyarakat pada Lebaran tahun ini tidak setinggi tahun lalu.

Daya beli masyarakat Indonesia yang menurun ini juga terlihat melalui grafik penjualan kendaraan bermotor. Derektur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Nailul Huda juga menyebut bahwa penurunan daya beli juga telah terlihat sejak awal tahun. Salah satunya melalui indikator penjualan kendaraan bermotor. Berdasarkan dari dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gainkindo), total penjualan kendaraan bermotor dari Januari hingga 2024 mengalami penurunan. Data tersebut dibandingkan dengan periode yang sama pada 2022 dan 2023. Alhasil, penjualan kendaraan bermotor pada semester I tahun ini merupakan yang terendah setelah Pandemi Covid-19.

HAURA HAMIDAH I FAISAL JAVIER I RACHEL FARAHDIBA REGAR

Pilihan Editor: Alarm Melemahnya Daya Beli Masyarakat

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Australia dan Indonesia Sepakat Tingkatkan Perdagangan dan Investasi Dua Arah

1 hari lalu

Acara peluncuran Invested: Australia's Southeast Asia Economic Strategy to 2040' pada 16 September 2024. Sumber: dokumen Kedutaan Besar Australia di Jakarta
Australia dan Indonesia Sepakat Tingkatkan Perdagangan dan Investasi Dua Arah

Australia dan Indoensia memperkenalkan strategi jalur praktis untuk meningkatkan perdagangan dan investasi dua arah.


Rektor Paramadina Kritik Kebijakan Ekonomi Jokowi: Pembangunan Infrastruktur Ngawur

2 hari lalu

Presiden Jokowi berfoto dengan Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Stasiun Keret Cepat Halim, Jakarta Timur, sebelum berangkat menuju Stasiun Padalarang, Jawa Barat, Rabu, 13 September 2023. Foto: Agus Suparto
Rektor Paramadina Kritik Kebijakan Ekonomi Jokowi: Pembangunan Infrastruktur Ngawur

Rektor Universitas Paramadina, Didik J. Rachbini kritik kebijakan ekonomi Presiden Jokowi. Pembangunan infrastruktur dinilai ngawur.


Waspada Krisis Ekonomi, Indef Minta Bank Sentral Intervensi

2 hari lalu

Warga tengah beraktivitas pagi di bantaran rel kereta kawasan Cideng, Jakarta, Rabu 7 Februari 2024. TEMPO/Tony Hartawan
Waspada Krisis Ekonomi, Indef Minta Bank Sentral Intervensi

Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mengatakan Indonesia kini menghadapi sinyal krisis ekonomi. Perlu intervensi Bank Indonesia


Indonesia dan Peru Dorong Penyelesaian Perjanjian Perdagangan Bebas IP-CEPA

3 hari lalu

Kantor Kementerian Luar Negeri RI. Sumber: TEMPO | Nabiila A
Indonesia dan Peru Dorong Penyelesaian Perjanjian Perdagangan Bebas IP-CEPA

Indonesia dan Peru sepakat untuk mendorong percepatan penyelesaian perundingan Perjanjian Perdagangan dan Ekonomi Komprehensif kedua negara


Pengertian Credit Scoring dan Dampaknya bagi UMKM?

3 hari lalu

Pekerja tengah menyelesaikan pembuatan kemeja pada sebuah konveksi kawasan Pusat Industri Kecil Penggilingan, Jakarta, Senin, 28 Agustus 2023. Dari sisi segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), pertumbuhan kredit mencapai 7,59 persen yoy pada Juli 2023, terutama ditopang oleh segmen mikro. Tempo/Tony Hartawan
Pengertian Credit Scoring dan Dampaknya bagi UMKM?

Credit scoring adalah metode penilaian yang digunakan oleh lembaga keuangan untuk menentukan kelayakan kredit UMKM.


Rupiah Ditutup Menguat Sore Ini, Analis Prediksi Lanjut Hingga Pekan Depan

4 hari lalu

Ilustrasi uang rupiah. Shutterstock
Rupiah Ditutup Menguat Sore Ini, Analis Prediksi Lanjut Hingga Pekan Depan

Ibrahim memprediksi rupiah masih akan tetap menguat pada Selasa pekan depan, 17 September 2024.


Kemenkeu Kumpulkan Pajak Ekonomi Digital Rp 27,5 Triliun dari Lokapasar, Pinjol hingga Kripto

5 hari lalu

Ilustrasi fintech. Shutterstock
Kemenkeu Kumpulkan Pajak Ekonomi Digital Rp 27,5 Triliun dari Lokapasar, Pinjol hingga Kripto

Sejak 2022 hingga Agustus 2024 pemerintah telah menarik pajak ekonomi digital mencapai Rp 27,5 triliun. Sumbernya dari lokapasar, krripto, pinjol hingga dari sistem informasi pengelolaan pajak atau SIPP


Diskusi INDEF Soroti Subsidi Tiket KRL Berbasis NIK: Kelas Menengah Semakin Terpuruk, Bisa Turun Kelas

5 hari lalu

Sejumlah penumpang berdesakan di dalam gerbong kereta rel listrik (KRL) Commuterline Jabodetabek di Stasiun KA Depok Baru, Depok, Jawa Barat, Senin, 24 April 2023. VP Corporate Secretary KAI Commuter Erni Sylviane Purba menyebutkan kepadatan penumpang KRL Jabodetabek sejak H+1 hingga H+2 Lebaran didominasi pengguna musiman yang memanfaatkan waktu liburnya untuk bersilaturahmi dengan kerabat ataupun berwisata ke sejumlah tempat di Jabodetabek, seperti Kota Tua, Monas, Kebun Raya Bogor, dan sejumlah obyek wisata lainnya. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Diskusi INDEF Soroti Subsidi Tiket KRL Berbasis NIK: Kelas Menengah Semakin Terpuruk, Bisa Turun Kelas

Wacana Subsidi tiket KRL berbasis NIK mengemuka usai Menhub Budi Karya. Diskusi INDEF bahas dalam diskusi Kelas Menengah Turun Kelas.


Dosen Unair Sebut Alasan Penurunan Jumlah Kelas Menengah dan Solusi Agar Tidak Terpuruk

5 hari lalu

Warga berbelanja di sebuah mall di Jakarta, Senin, 2 September 2024. Pandemi Covid-19 disebut-sebut sebagai salah satu faktor utama penyebab penurunan kelas menengah di Indonesia. TEMPO/Subekti
Dosen Unair Sebut Alasan Penurunan Jumlah Kelas Menengah dan Solusi Agar Tidak Terpuruk

Data BPS menunjukkan penurunan signifikan pada proporsi kelas menengah dari 57,33 juta jiwa pada 2019 menjadi 47,85 juta jiwa pada 2024.


Kelas Menengah Jatuh Miskin, BPS: Buat Perekonomian Tidak Tahan Guncangan

5 hari lalu

Warga berbelanja di sebuah mall di Jakarta, Senin, 2 September 2024. Pandemi Covid-19 disebut-sebut sebagai salah satu faktor utama penyebab penurunan kelas menengah di Indonesia. TEMPO/Subekti
Kelas Menengah Jatuh Miskin, BPS: Buat Perekonomian Tidak Tahan Guncangan

Data BPS menunjukkan porsi masyarakat dengan ekonomi kelas menengah menurun sejak pandemi Covid-19 pada 2019 lalu. Apa dampaknya?