"Yang subsidi bunga itu rata-rata di bawah Rp 1 miliar, tapi kalau mau bicara industrialisasi harus di level seperti itu (pembiayaan Rp 5-100 miliar) sehingga ketika ada kompetitor lain masuk, kita bisa bersaing," jelas Anggawira.
Menurut dia, dengan adanya skema pembiayaan tersebut maka tidak akan ada lagi istilah "pengusaha terkena stunting" atau tidak berkembang.
"Bisnisnya boleh dibilang sudah 10 tahun mungkin omzetnya begitu-begitu aja, apakah memang kesalahan mereka yang enggak berinovasi atau memang ekosistem nya enggak mendukung. Ini kan harus dicari akar persoalannya," ungkap Anggawira.
Menurut dia, saat ini sektor jasa masih mendominasi dunia usaha. Oleh karena itu, Anggawira berharap dengan adanya skema pembiayaan tersebut, pengusaha-pengusaha baru berbasis industri terutama di bidang pertanian dan perikanan dapat dilahirkan.
Inovasi di bidang tersebut sangat diperlukan karena Indonesia kaya akan sumber daya alam. Keunggulan komparatif dan kompetitif yang dimiliki, seperti laut yang luas, panjang pantai yang signifikan, dan keanekaragaman hayati yang luar biasa, sering kali tidak dikelola dengan baik. Menurutnya, potensi itu seharusnya tidak diabaikan dan perlu diimprovisasi serta dikelola dengan lebih baik.
Jika usaha itu ditekuni dengan baik, banyak inovasi akan lahir. Ketika inovasi berjalan lancar, usaha tersebut akan naik tingkatnya menjadi produksi massal. Produksi massal ini berarti usaha tersebut telah menjadi industri yang signifikan.
Selanjutnya: Sementara itu, Founder & Group CEO Baba Rafi Enterprise....