Perubahan pola perilaku konsumen telah mendorong 96 persen bisnis makanan dan minuman untuk merancang strategi baru dan melakukan reformulasi produk. Tren ini mencakup penggunaan bahan praktis, produk baru, serta produk yang sesuai dengan nilai pribadi konsumen .
Acara ini juga mendukung perkembangan tren industri makanan sehat. Perkembangan industri makanan dan minuman terus meningkat berdasarkan kebutuhan global yang mendorong aktivitas ekspor impor, termasuk di Indonesia.
Data dari Food Industry Asia menyatakan total pengeluaran untuk makanan di Asia akan mencapai US$ 8 triliun pada 2030. Angka ini dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan produk makanan sehat, segar, aman, dan berkelanjutan yang tetap mempertahankan cita rasa nikmat.
Selain tren makanan sehat, makanan halal juga memiliki potensi ekonomi besar. Menurut Global Islamic Economy Index, Indonesia berada pada peringkat kedua dalam industri makanan dan minuman halal. Pada tahun 2022, Indonesia menjadi salah satu dari lima eksportir utama makanan dan minuman halal ke negara-negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dengan nilai ekspor mencapai US$ 13.1 miliar.
Potensi besar dalam industri makanan halal ini juga menjadi salah satu fokus di Food Ingredients Asia Indonesia 2024, mengingat pentingnya pasar makanan halal di Indonesia dan global.
Pilihan Editor: Uji Coba Makan Bergizi Gratis Rp7.500 per Porsi, Wali Kota Solo: Sederhana dengan Mutu Tak Kalah