TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pada perdagangan sore ini, Selasa, 25 Juni 2024, mata uang rupiah ditutup menguat 19 poin di level Rp 16.375 dari penutupan sebelumnya di level Rp 16.397 per dolar AS.
"Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun akan ditutup menguat direntang Rp 16.320-Rp.16.400," kata Ibrahim dalam keterangan tertulis hari ini.
Ibrahim mengatakan, Bank Dunia (World Bank) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan stabil pada tahun depan dan tahun-tahun mendatang. Proyeksi ini didorong oleh peningkatan belanja masyarakat, peningkatan investasi bisnis, dan permintaan konsumen yang stabil. Sedangkan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia diperkirakan akan mencapai rata-rata 5,1 persen per tahun dari 2024 hingga 2026.
Dia menjelaskan, pertumbuhan rata-rata diperkirakan dapat dicapai meski ada tantangan dari meredanya lonjakan harga komoditas, peningkatan volatilitas harga pangan dan energi, dan meningkatnya ketidakpastian geopolitik. Sedangkan keberhasilan kinerja ekonomi Indonesia sebagian besar berkat kerangka kebijakan makroekonomi yang kuat dari pemerintah yang membantu menarik investasi.
Menurut dia, kenaikan harga pangan mengerek inflasi. Inflasi mencapai 2,8 persen pada Mei 2024, naik dari 2,6 persen pada Januari 2024. "Kondisi iklim yang buruk mengurangi panen beras dalam negeri dan mempengaruhi harga pangan secara luas," ujar dia.
Bank Dunia memperkirakan Bank Indonesia atau BI akan mulai menurunkan suku bunga tahun depan. Sementara itu, pemerintah meningkatkan belanja sosial dan investasi publik. "Pendapatan menurun karena meredanya lonjakan harga komoditas," tutur dia.
Ibrahim mengatakan pada April 2024, BI menaikkan suku bunga acuan ke 6,25 persen. Kenaikan suku bunga terjadi saat bank sentral di negara-negara maju menunda penurunan suku bunga.
"Sehingga memicu keluarnya portofolio dan arus keluar investasi dan menyebabkan tekanan mata uang di Indonesia dan negara berkembang lainnya," kata analis yang juga Presidium Ikatan Alumni Universitas Ibnu Caldun itu.
Pilihan Editor: Heboh Data Kemenhub Disebut Bocor dan Dijual di Dark Web, Benarkah?