"Adapun sisanya akan diperoleh perseroan dari penjualan apartemen," ujar Direktur PT Ciputra Property Tbk Artadinata Djangkar seusai paparan pers di Galeri Pemasaran Ciputra World, Jakarta, Rabu (15/7).
Namun, untuk membiayai pembangunan superblok--yang akan terdiri dari hotel, apartemen mewah, dan museum--itu kecil kemungkinan Ciputra Property mencari pinjaman dari bank untuk mengongkosi proyek yang ditargetkan rampung pada 2012 ini.
Artadinata menyadari, beberapa pengembang properti lainnya kini juga sedang sibuk membangun superblok di Jakarta. Masing-masing mengklaim mengintegrasikan area hunian, komersial, pendidikan, kesehatan, dan hiburan. Seperti Grup Lippo yang membangun superblok Kemang Village dan The St Moritz Penthouses & Residences.
Selain itu, sebutlah misalnya, Grup Agung Podomoro yang membangun CBD Pluit, Podomoro City, dan Season City. Grup Pakuwon mengusung Gandaria City dan Kota Kasablanka, sedangkan PT Bakrieland Development Tbk menyiapkan Rasuna Epicentrum.
Namun Artadinata yakin Ciputra World bisa mengatasi persaingan ketat itu. "Banyak yang bisa membangun tapi tidak bisa mengelola," kata dia. "Untuk pengelolaan Ciputra World, kami bekerja sama dengan operator-operator terbaik di dunia."
Pengelolaan hotel dan hunian mewah, Ciputra World akan menyerahkannya kepada Raffles Hotel & Resorts. Sedangkan pengeloaan apartemen sewa diserahkan kepada Ascott Group.
Selain itu, sentuhan dari pemilik perseroan, Ciputra, bakal menjadi daya tarik tersendiri. "Akan ada sentuhan artistik dari Ciputra sendiri," ucapnya. Di dalam superblok juga akan dibangun sebuah museum seni seluas 7.000 meter persegi yang memamerkan beragam koleksi seni pribadi Ciputra.
BUNGA MANGGIASIH