"Kalau harga minyak naik 1 dolar, itu bisa naik sekitar Rp 3,5 sampai Rp 4 triliun untuk kompensasi dan subsidi. Belum lagi kalau rupiah (melemah), tiap naik 1 dolar 100 rupiah juga cukup besar," kata dia.
Arifin Tasrif juga mengakui upaya menahan subsidi BBM agar tidak bengkak karena bergantung pada harga minyak dunia dan nilai tukar rupiah.
Sejauh ini, Indonesia masih mengimpor minyak mentah dari Arab Saudi. Sedangkan LPG berasal dari Uni Emirat Arab dan Amerika Serikat. Sementara itu, impor BBM Indonesia berasal dari Singapura dan Malaysia.
Pemerintah pun berupaya untuk memanfaatkan energi alternatif selain BBM, meskipun program tersebut tidak bisa dijalankan dalam waktu jangka pendek.
"Alternatif energi, apa energi yang bisa kita manfaatkan di dalam negeri untuk bisa menggantikan itu, agar dampak itu bisa kita redam. Tapi itu tidak bisa dalam waktu pendek, tapi program itu sudah ada. Sudah kita programkan dan juga dijalankan," kata Arifin Tasrif.
Pilihan Editor: Penyeberangan Merak-Bakauheni Macet saat Arus Mudik, Anggota DPR Ini Minta Pemerintah Tambah Dermaga