Pengamat Militer Alman Helvas Ali menilai Indonesia harus tetap waspada dalam menjaga kedaulatan laut walaupun Menteri Pertahanan Prabowo Subianto melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Cina Xi Jinping.
"Kita harus tetap waspada karena seringkali apa yang dikatakan oleh Cina di dunia diplomasi berbeda dengan apa yang mereka lakukan di laut," kata dia saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu.
Menurut Alman, Cina selalu mengklaim bahwa kawasan ujung selatan dari Laut China Selatan merupakan teritorialnya.
Padahal, berdasarkan keputusan PBB tentang hukum laut pada 2017, kawasan itu merupakan wilayah Natuna Utara yang menjadi teritorial Indonesia.
Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto (kiri) dan Presiden China Xi Jinping (kanan) berjabat tangan saat keduanya bertemu di Beijing, China, Senin 1 April 2024. ANTARA/HO-Biro Humas Setjen Kemhan
Alhasil, kata Alman, konflik dengan Cina sempat memanas lantaran negeri tirai bambu itu menuntut Indonesia menghentikan aktivitas pengeboran migas di sana.
Tidak hanya itu, konflik Cina dengan negara Asia lain di Laut Cina Selatan juga kerap terjadi lantaran negara yang dipimpin Xi Jinping itu selalu mengklaim teritorial laut wilayah lain.
Alman pun mengambil contoh pertemuan antara kapal laut Cina dan Filipina di perbatasan Laut Cina Selatan yang sempat membuat situasi memanas beberapa waktu lalu.
Karenanya, dia menilai penjagaan perbatasan laut Indonesia oleh TNI tetap harus dilakukan pasca pertemuan Prabowo dengan Xi Jinping. Hal tersebut dilakukan demi menjaga kedaulatan laut Indonesia.
"Cina ini bermain dua muka karena bagaimanapun, Cina mengklaim semua wilayah selatan adalah wilayah teritorial dia," kata Alman.
REUTERS | ANTARA
Pilihan Editor Jalur Pansela sebagai Alternatif Mudik, Membentang dari Pandeglang sampai Banyuwangi