Cadangan tersebut digunakan untuk menghapus buku kredit UMKM yang benar-benar sudah tidak bisa direstrukturisasi lagi. Pada Desember 2023, NPL Coverage turun ke level 229,09 persen. Namun, cadangan tersebut masih sangat memadai apabila terjadi pemburukan.
Sebelumnya, Sunarso pada medio Februari 2024 lalu mengungkapkan bahwa perseroan telah mencatatkan penyusutan nilai kredit terdampak Covid-19 yang direstrukturisasi. Adapun outstanding kredit restrukturisasi Covid-19 per Desember 2023 turun dari Rp 107,2 triliun menjadi Rp 54,5 triliun.
“Apabila dihitung dari puncaknya, Rp 210 triliun itu sudah keluar dari status restrukturisasi sehingga sekarang outstanding-nya tinggal Rp 54 triliun,” ucap Sunarso.
Dia menyebut bahwa sejak awal pandemi terjadi, BRI telah mengambil langkah strategis untuk menyelamatkan UMKM yang berperan krusial terhadap perekonomian Indonesia. Berdasarkan catatannya, UMKM berkontribusi sebesar 60,3 persen dari total Produk Domestik Bruto atau PDB Indonesia.
"Fokus BRI dalam memberdayakan dan membangkitkan aktivitas pelaku UMKM pada saat pandemi tersebut pun menjadi motor kinerja keuangan BRI pada saat itu," kata Sunarso.
Pilihan Editor: MTI Kritisi Sistem Pendaftaran Mudik Gratis, Satu Orang Daftar di Lebih dari Satu Penyedia