TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan smelter PT Freeport Indonesia yang berlokasi di Gresik, Jawa Timur, bisa produksi mulai Mei atau Juni 2024. Hal ini diketahui dari hasil pertemuaan Presiden Jokowi dengan Bos PT Freeport-McMoran dan PT Freeport Indonesia beberapa waktu lalu.
"Smelter Gresik yang dibangun dengan investasi kurang lebih US$ 3 miliar bisa berproduksi. Sudah selesai," kata Bahlil dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI, Senin, 1 April 2024.
Dengan begitu, dari total 3 juta konsentrat, sebanyak 1,7 juta bakal diproduksi di pabrik baru. Sedangkan 1,3 juta konsentrat diproduksi di pabrik lama, diekspansi dari 800 ribu ton.
"Jadi, ke depan insyaallah semua konsentrat yang dihasilkan Freeport bisa ter-cover di pabrik ini," ujar Bahlil.
Sebelumnya, Chairman & CEO Freeport McMoran Richard C Adkerson menyambangi Istana Kepresidenan Jakarta pada Kamis, 28 Maret 2024. Adkerson ditemani Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas, CFO Freeport-McMoran Kathleen L. Quirk, untuk bertemu Presiden Joko Widodo.
Tony Wenas mengatakan bahwa perwakilan tinggi perusahan dan Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah membahas progres smelter di Manyar, Gresik, Jawa Timur.
“Progres smelter yang mencapai lebih dari 92 persen dengan harapan bisa selesai Mei dan segera beroperasi pada bulan Juni tahun ini,” kata Tony ketika ditemui di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, 28 Maret 2024.
Konstruksi smelter Freeport di Gresik dimulai pada 2018. Pabrik ini digadang dapat mampu mengolah konsentrat 1,7 ton per tahun dan memproduksi 600 ton katoda tembaga per tahun.
Freeport beberapa kali menyuarakan arapan agar izin ekspor konsentrat tembaga tetap dibuka, sambil meninjau pembangunan smelter di Gresik. Freeport seharusnya sudah tidak bisa mengekspor konsentrat tembaga sejak tahun lalu. Pemerintah melarang ekspor sejumlah mineral mentah mulai 10 Juni 2023 untuk mendorong peningkatan nilai tambah mineral di dalam negeri.
Namun, peraturan ini dikecualikan untuk empat perusahaan yang sudah menyelesaikan separuh konstruksi smelter. Freeport salah satunya. Perusahaan boleh mengekspor konsentrat tembaga sampai 31 Mei 2024 dengan denda sebesar 20 persen dari nilai total penjualan mineral mentah ke luar negeri setiap periode. Freeport juga harus membayar bea keluar sebesar 7,5 persen.
Ketika ditanya di Istana Kepresidenan Jakarta, apakah soal izin ekspor konsentrat dibahas saat bertemu Jokowi, Tony mengatakan itu dibahas di tingkat menteri. Namun Tony sempat menjelaskan izin ekspor ini penting diperpanjang.
“Kalau kita gak bisa ekspor penerimaan negara juga akan berkurang sekitar US$ 2,2 miliar dengan harga sekarang,” kata Tony. Sementara Adkerson enggan memberikan pernyataan, dia menyebutkan pemerintah akan memberi keterangan lebih lanjut.
RIRI RAHAYU | DANIEL A. FAJRI
Pilihan Editor: Jasa Marga Beri Diskon Tol dari Jakarta hingga Semarang, Berapa yang Bisa Dihemat?