TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara atau BTN, Nixon Napitupulu menargetkan laba bersih perseroan mencapai Rp 3,8 Triliun pada 2024 ini atau ditargetkan tumbuh sebesar 10,2 persen.
“Memang kondisi yang terjadi hari ini adalah ruang laba terbatas akibat suku bunga FLPP 5 persen,” kata Nixon dalam rapat kerja di Gedung DPR RI Komisi VI, Jakarta Pusat pada Rabu, 20 Maret 2024.
BTN mengklaim memperoleh laba pada 2023 sebesar Rp 3,5 triliun dari kehati-hatian penyaluran kredit cost of credit atau CoC BTN yang terjaga dalam 3 tahun terakhir.
Menurutnya pada panduan kinerja BTN 2024 antara lain penyaluran kredit senilai Rp 367 triliun atau tumbuh sebesar 10 persen. Dana Pihak Ketiga atau DPK ditargetkan Rp 382 Triliun atau tumbuh sebesar 9,46 persen.
Ia menjelaskan untuk Cost of Fund atau CoF DPK BTN turun menjadi 3,45 persen, Rasio load at Risk atau LAR ditargetkan turun menjadi 19,27 persen.
Menurutnya tantangan pertumbuhan BTN pada 2024 yakni suplai perumahan subsidi masih terbatas yakni 400 ribu rumah per tahun. Padahal permintaan perumahan meningkat setiap tahunnya sebesar 1,13 Juta keluarga pertahun.
“Ada 12,7 Juta keluarga yang belum memiliki rumah,” ujarnya.
Ia mengatakan ada 56,5 persen rumah tangga yang menghuni rumah layak huni dan 43 persen rumah di Indonesia tidak layak huni.
Pilihan Editor: BTN Luncurkan Logo Baru, Apa Bedanya dengan yang Lama?