TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan pemerintah mengutamakan produksi dalam negeri dalam menghadapi dilema kenaikan harga beras.
"Namun, untuk Bulog, kita sampaikan ketersediaan hari ini memang dari pengadaan luar negeri," kata Arief ditemui usai rapat di Istana Kepresidenan Jakarta, pada Senin, 18 Maret 2024.
Arief menjelaskan pemerintah mempersiapkan panen Maret-April. Dia mengklaim harga gabah saat ini sudah mulai terkoreksi dengan rata-rata nasional sudah sekitar Rp 6.700.
"Artinya, otomatis harga beras terkoreksi dengan catatan produksi itu harus seperti perencanaan," kata Arief.
Ketika ditanya mengenai ketersediaan dari impor khususnya dari Kamboja, Arief tidak menjelaskan lebih rinci. Presiden Joko Widodo atau Jokowi membahas rencana impor beras dari Kamboja di tengah kenaikan harga beras saat bertemu Perdana Menteri Hun Manet di sela KTT ASEAN - Australia di Melbourne. "Dari Kamboja hanya 22.500 ton," kata Arief.
Berdasarkan data panel Bapanas pada Senin pagi, harga beras premium naik 0,91 persen menjadi Rp 16.560 per kilogram sedangkan beras medium turun 0,28 persen menjadi Rp 14.250 per kilogram.
Harga beras hari ini masih jauh di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah. Adapun, HET beras premium yakni Rp 13.900-Rp 14.800 per kilogram dan harga beras medium sebesar Rp 10.900 - Rp 11.800 per kilogram.
Dalam keterangan yang sama pada Senin, Arif mengatakan harga beras saat ini masih dalam posisi relaksasi. Dari angka sebelumnya harga eceran tertinggi (HET) Rp 13.900 per kilogram, relaksasi sampai tanggal 23 Maret Rp 14.900 per kilogram.
Pilihan Editor: Minta Jatah 5 Menteri, saat Ini 4 Wakil Golkar di Kabinet Jokowi Kebanyakan di Bidang Ekonomi