TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Kemendag, Kasan, mengatakan neraca perdagangan Indonesia dengan Vietnam, negara yang sedang meningkat kinerja investasi dan industrinya di Asia Tenggara, surplus sepanjang 2023 lalu. Neraca dagang Indonesia dan Vietnam selama 2023 lalu tercatat mencapai USD 12,84 Miliar.
"Neraca perdagangan surplus sebesar USD 2,24 Miliar," kata Kasan melalui keterangan resminya yang diterima Tempo pada Senin, 11 Maret 2024.
Dikutip dari data Kemendag perkembangan perdagangan luar negeri Indonesia dengan Vietnam selama periode 2019 sampai 2023, ekspor Indonesia ke Vietnam naik dengan rata-rata 13,90 persen per tahun. Pada 2023, nilai ekspor mencapai USD 7,54 Miliar, turun 11, 21 persen (year on year/ YoY). Ekspor tersebut terdiri dari 99,28 persen non migas dan 0,72 persen ekspor migas.
Produk utama ekspornya adalah Bahan Bakar Mineral atau Batubara (HS 27) 21,41 persen, Besi dan Baja (HS 72) 14,19 persen, dan kendaraan (HS 87) 10,29 persen terhadap total ekspor non migas ke Vietnam 2023. Sisanya yakni barang berupa lemak dan minyak hewani maupun nabati, tembaga, mesin, kertas, plastik, ikan, tepung, sisa industri makanan, alumunium dan pulp dari kayu.
Sedangkan impor Indonesia rata-rata naik 11,31 persen per tahun. Pada 2023 nilai impor Indonesia dari Vietnam mencapai USD 5,30 Miliar, naik 10,00 persen YoY. Impor tersebut terdiri dari 99,32 persen non migas dan 0,68 persen migas.
Produk utama impor yakni mesin dan perlengkapan elektrik (HS 85) kontribusi 14,67 persen, serealia (HS 10) 12,71 persen, dan besi serta baja (HS 72) 9,49 persen terhadap total impor non migas dari Vietnam pada 2023. Sisanya barang yang diimpor Indonesia seperti mesin dan peralatan mekanis, plastik, pelindung kaki, kain, kendaraan, kertas, bahan kimia organik, kulit, kayu, kapas, pupuk dan filamen buatan.
Pilihan Editor: Bangun Pembangkit hingga Suplai Material, Walhi Prediksi Lingkungan Sekitar IKN Tambah Rusak