TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Kementerian Perdagangan, Kasan, mengatakan perkembangan ekonomi Vietnam dalam akhir tahun ini berkembang pesat. Hal itu karena Vietnam lebih dulu meneken perjanjian dagang dengan Uni Eropa, yaitu European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (EU-CEPA), pada 2020 lalu.
“Bahkan, sejak efektif diberlakukan, Vietnam mengalami peningkatan ekspor sebesar 14,17 persen dan penurunan impor 9,86 persen serta peningkatan surplus sebesar 25,96 persen di 2022,” kata Kasan dalam dialog kebijakan "Gambir Trade Talk ke-13" di Hotel Borobudur, Jakarta pada Rabu, 6 Maret 2024.
Kasan mengatakan Indonesia perlu memanfaatkan peluang seperti Vietnam dengan Eropa tersebut. Dia optimis Indonesia dapat mengejar ketertinggalannya dalam perjanjian dagang dengan Eropa itu.
“Indonesia dengan ekonomi yang lebih besar dari Vietnam, kami sudah mempertimbangkan, mengalkulasi akses pasar kami ke Uni Eropa akan mendapatkan benefit yang jauh lebih besar dari yang didapat Vietnam,” ujarnya.
Sebelumnya, Indonesia dan Uni Eropa berhasil mencapai kemajuan dalam Putaran ke-17 Perundingan Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA) yang berlangsung pada 26 Februari—1 Maret 2024 di Bandung, Jawa Barat. Pada putaran ini Indonesia dan Uni Eropa menjaga momentum positif dengan menyelesaikan tiga bab secara teknis yaitu kerja sama sistem pangan berkelanjutan, hambatan teknis perdagangan, dan ketentuan institusional.
Indonesia dan Uni Eropa juga mendorong diskusi akses pasar di bidang barang, jasa, dan investasi. Rencananya perundingan ini bakal dilanjutkan pada perundingan ke-18 yakni ditargetkan digelar pada 2024 ini.
DESTY LUTHFIANI
Pilihan Editor: Bandara Soekarno-Hatta Paling Pulih dari Pandemi Covid-19 di Asia Pasifik