TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi, menyebut, pemerintah menambah kuota impor beras sebanyak 1,6 juta ton untuk berjaga-jaga agar stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) tetap aman. Meski demikian, Arief mengklaim impor 1,6 juta ton belum menjadi prioritas pemerintah.
Sebagai informasi, pemerintah resmi menambah kuota impor beras sebanyak 1,6 juta ton. Dengan penambahan kuota ini, total beras impor yang akan didatangkan pemerintah pada tahun ini sebanyak 3,6 juta ton. Maka, jika ditambah dengan kuota akhir 2023 yang ditangguhkan awal 2024 sejumlah 500 ribu ton, jumlah beras impor sepanjang 2024 akan mencapai 4,1 juta ton atau tertinggi sepanjang sejarah.
"Kalau ada penambahan 1,6 juta ton itu, kami hanya memastikan bahwa Bulog siap (jika diperlukan impor). Daripada belum ada kuotanya dan nanti rapat-rapat lagi kelamaan, ini sudah disiapkan," ujar Arief dalam keterangannya di Pasar Induk Beras Cipinang pada Rabu, 28 Februari 2024.
Dia menyebut, dengan adanya kesepakatan penambahan kuota impor, nantinya pemerintah tidak perlu menunggu waktu lama jika diperlukan impor. "Tinggal kita kontrol kapan (beras impor) masuknya," ujar dia.
Meski demikian, Arief memastikan, importasi yang dilakukan akan tetap terukur, sehingga harga gabah di tingkat petani masih bisa terjaga. Kuota impor beras yang ditetapkan pemerintah telah mempertimbangkan tingkat produksi dan kebutuhan dalam negeri.
Selanjutnya: "Dilakukan importasi sekitar 3 juta ton (pada 2023)...."