TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom senior dari Institute for development of Economic and Finance (Indef) Aviliani mengatakan kelangkaan beras premium berkaitan dengan bertambahnya masyarakat kelas menengah di Indonesia. Menurutnya pemerintah harus memperhatikan suplai beras premium untuk merespons lonjakan permintaan ini.
"Masyarakat sebagian sudah naik kelas, sehingga kebutuhan beras premium mulai meningkat. Kemarin sempat terjadi stok beras premium itu kurang, jadi harganya naik," kata Aviliani dalam diskusi di Jakarta Selatan pada Jumat, 23 Februari 2024.
Ia menjelaskan, 83 persen konsumsi domestik dikontribusi oleh masyarakat kelas atas dan menengah atas. Sehingga, menurut Aviliani, pemerintah perlu bekerja sama dengan pengusaha untuk menghapus hambatan suplai beras premium yang terjadi saat ini.
Dia juga menekankan kenaikan harga pangan, khususnya beras, perlu dijaga supaya tidak mendorong peningkatan inflasi. Terlebih, ia menilai saat ini pemerintah sudah bekerja dengan baik dalam menjaga inflasi di bawah 3 persen.
Adapun harga beras premium belakangan langka di sejumlah pasar ritel modern. Direktur Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengungkapka harga beras premium saat ini berkisar di atas Rp 15.000 per kilogram. Angka tersebut jauh dari harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh Badan Pangan Nasional, Rp 13.900 per kilogram untuk wilayah Jawa, Sumatera Selatan dan Lampung.
Berdasarkan catatan Bulog, harga rata-rata gabah di sentra produksi saat ini mencapai Rp 8.000 per kilogram. Bayu menjelaskan tingginya harga gabah otomatis membuat harga beras melonjak, sehingga pengusaha tak bisa menjual sesuai ketentuan HET.
Menurut Bayu, para pengusaha awalnya tak keberatan menjual harga beras sesuai HET meskipun merugi. Pertimbangannya, pengusaha akan mendapatkan keuntungan ketika harga beras turun saat panen raya. Masalahnya, harga beras tak kunjung turun akibat pasokan yang terbatas.
Kondisi ini, kata dia, merupakan imbas dari cuaca ekstrem El Nino. Indonesia telah mengalami defisit produksi beras selama 8 bulan berturut-turut. Walhasil, pasokan beras di pasaran menipis.
Untuk mengatasi lonjakan harga dan kelangkaan stok beras premium, pemerintah meminta masyarakat beralih ke beras Bulog yang disalurkan melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Beras SPHP merupakan beras kualitas medium yang dijual seharga Rp 10.900.
RIANI SANUSI PUTRI
Pilihan Editor: Beda dengan Bansos, Dana Perlinsos Rp490 T Tidak Hanya untuk Orang Miskin