TEMPO.CO, Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) buka suara soal penodongan terhadap penumpang Whoosh. Peristiwa tersebut terjadi saat penumpang menggunakan taksi online setelah turun di Stasiun Tegalluar.
Kabar kejadian itu beredar di aplikasi WhatsApp. Korban mengaku kesulitan mendapatkan taksi online di Stasiun Tegalluar, sehingga memutuskan berjalan ke area luar stasiun. Berulangkali pesanannya dibatalkan, akhirnya ada supir taksi online yang menghampiri korban dan menyebut namanya.
Korban kemudian masuk ke mobil online tersebut. Setelah beberapa saat perjalanan, korban diturunkan di jalanan yang sepi. Kemudian, driver tersebut menodongkan pisau ke perut korban dan meminta uang Rp 20 juta.
"Terkait informasi tersebut KCIC langsung berkordinasi dengan kepolisian dalam hal ini Polda Jawa Barat," ujar General Manager Corporate Secretary PT KCIC Eva Chairunisa kepada Tempo, Senin malam, 19 Februari 2024.
Menurut Eva, penodongan yang dikabarkan ada pada informasi yang viral, tidak terjadi di lokasi stasiun. Pada saat kejadian, ujarnya, KCIC memastikan bahwa terpantau kondisi stasiun masih ramai terdapat moda transportasi.
Moda transportasi yang tersedia, antara lain Bus Damri dan taksi Bluebird yang berada di area stasiun. Ia berujar moda transportasi tersebut menunggu kedatangan penumpang pada kereta yang tiba pukul 20.01WIB dari Halim menuju Tegalluar.
Selanjutnya: Dalam informasi yang beredar, saat itu hanya ada enam penumpang....