Dalam informasi yang beredar, saat itu hanya ada enam penumpang yang turun dan lima di antaranya menggunakan kendaraan pribadi. Namun, Eva mengatakan saat itu terdapat 22 penumpang yang turun di Stasiun Tegalluar. Menurut dia, sebagian dari penumpang tersebut terpantau ada yang menggunakan Damri, taksi online, dan penjemputan kendaraan lainnya.
Eva menuturkan, pada saat itu CCTV Stasiun Tegalluar juga menunjukan masih terdapat tim pengamanan dan mobil patroli kepolisian untuk meningkatkan keamanan penumpang di area Stasiun. KCIC juga mengaku telah berkolaborasi dengan TNI dan Polri, serta memperkuat sistem pengamanan melalui pemasangan CCTV di seluruh stasiun, kereta, dan berbagai titik di sepanjang jalur kereta cepat.
Ia mencatat saat ini terdapat total 1.396 CCTV di sepanjang jalur kereta cepat dan stasiun. Pemasangan CCTV ini, kata dia, sebagai bagian yang terintegrasi dalam sistem pengendalian operasi (OCC). Tujuannya untuk memastikan keamanan perjalanan Whoosh termasuk pemantauan pelayanan dan security penumpang selama berada di area stasiun.
Eva mengatakan patroli juga rutin dilakukan oleh petugas keamanan dari Stasiun Tegalluar hingga ke Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA). Patroli dilaksanakan mulai pukul 18.00 hingga 22.00 WIB.
Ihwal informasi penodongan tersebut, Eva berujar saat ini Kepolisian dari Polda Jawa Barat terus melakukan investigasi. Dia menilai perhatian dari Kepolisian untuk penanganan keamanan di obyek vital, salah satunya stasiun kereta cepat, sangat tinggi.
"KCIC akan koperatif dan membantu Kepolisian menyiapkan semua data yang dibutuhkan untuk proses investigasi," ucapnya.
Tempo telah menghubungi perwakilan tim Corporate Communication Gojek untuk mengkonfirmasi kabar penodongan oleh driver Gocar tersebut. Namun hingga Selasa pagi, 20 Februari 2024, pertanyaan yang dikirimkan Tempo belum dijawab.
Pilihan Editor: Menpan RB Azwar Anas Ungkap Skema Pemindahan PNS ke IKN