TEMPO.CO, Jakarta - Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) menyatakan salah satu fokus utama di IKN adalah peningkatan penggunaan transportasi publik dan mobilitas aktif. Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Otorita IKN, Silvia Halim berujar pemerintah menargetkan 80 persen perjalanan di IKN menggunakan transportasi publik.
"Target ini bukan hanya tentang efisiensi, tetapi juga mengenai menciptakan kesetaraan dalam mobilitas bagi semua masyarakat," ujar Silvia di Jakarta, dikutip dari keterangan tertulis pada Sabtu, 17 Februari 2024. Menurut Silvia, OIKN berkomitmen menciptakan ibu kota baru sebagai kota yang layak huni, inklusif, dan berkelanjutan.
Kepala Otorita IKN Bambang Susantono menekankan IKN harus menghadirkan transportasi ramah lingkungan di peringatan HUT RI ke-79 mendatang. Menurut dia, langkah ini sejalan dengan visi OIKN untuk mencapai Net Zero Emission dan menciptakan lingkungan bermobilisasi yang berkelanjutan.
"Hanya akan ada kendaraan-kendaraan ramah lingkungan, seperti bus listrik, yang akan beroperasi selama perayaan HUT RI ke-79 di IKN," kata Bambang.
Bambang pun menggelar acara serah terima surat Keputusan kepada Tim Asistensi Ahli OIKN Bidang Transportasi pada Jumat, 16 Februari lalu. Dia mengatakan Tim Asistensi Ahli OIKN Bidang Transportasi yang akan berupaya mencapai target dalam masterplan bidang transportasi IKN.
Ia berharap kinerja tim tersebut akan menciptakan kebijakan pembangunan dan pengelolaan transportasi yang ideal. Namun, kata dia, harus dengan tetap memperhatikan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Tim Asistensi Ahli, yang dipimpin oleh William Sabandar ini terdiri atas para ahli dari berbagai latar belakang keahlian. Menurut Bambang, hal ini akan menciptakan beragam perspektif sebagai perwujudan keikutsertaan para pelaku kepentingan atau stakeholders dalam proses perencanaan dan pembangunan di IKN.
William Sabandar berujar timnya memiliki indikator penilaian atau Key Performance Indicators (KPI) yang akan menjadi fokus dalam mencapai target ini. Termasuk target aksesibilitas ke fasilitas kunci, koneksi transit yang efisien, dan pencapaian emisi bersih pada tahun 2045. "Ketiga kerangka kebijakan, Terintegrasi, Cerdas, dan Hijau, menjadi landasan utama bagi perubahan mendalam ini," ucap William.
Pilihan Editor: Subsidi BBM Dialihkan untuk Makan Siang Gratis, Gibran: Saya Belum Dilantik Sudah Pada Ribut