TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia melaporkan cadangan devisa Indonesia menurun pada bulan pertama 2024, tapi tetap tinggi.
BI mengungkapkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 sebesar US$ 145,1 miliar atau sekitar Rp 2.273,4 triliun (asumsi kurs Rp 15.668 per US$). Posisi cadangan devisa ini lebih rendah dibandingkan per Desember 2023 yang sebesar US$ 146,4 miliar atau sekitar Rp 2.293,8 triliun.
"Penurunan posisi cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi jatuh tempo pembayaran utang luar negeri pemerintah," kata Asisten Gubernur BI Erwin Haryono dalam keterangan resminya, dikutip Sabtu, 9 Februari 2024.
Dia melanjutkan, posisi cadangan devisa per Januari 2024 setara dengan pembiayaan 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Angka ini masih berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
"Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal, serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," beber Erwin.
Ke depan, kata dia, Bank Indonesia memandang cadangan devisa akan tetap memadai. Erwin menjelaskan, ini didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring sinergi respons bauran kebijakan Bank Indonesia dan pemerintah dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Utang pemerintah tercatat mencapai Rp 8.041 triliun per November 2023. Porsi utang luar negerinya sebesar Rp 6.230 triliun.
Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira memperkirakan total utang pemerintah pada 2024 bisa tembus Rp 8.600 triliun. Angka tersebut mencakup utang jatuh tempo dan beban bunga utang yang sebagian akan dibayar dengan penerbitan utang baru.
Adapun total utang jatuh tempo pemerintah tahun ini mencapai Rp 663 triliun. Pada 2025 jatuh tempo utang meningkat jadi Rp 703 triliun.
Selain untuk membayar utang dolar, cadangan devisa juga digunakan untuk mendanai impor. Pada tahun 2023, total impor mencapai US$ 221,89 miliar. Impor migas menyumbang porsi terbesar. Pada 2022 saja, nilai impor migas mencapai US$ 40,42 miliar dari total nilai impor sebesar US$ 237 miliar.
AMELIA RAHIMA SARI
Pilihan Editor: Mahfud MD Kritik Penyaluran Bansos ala Jokowi: Seakan-akan Kedermawanan Pemerintah, Padahal Itu Milik Rakyat..