Sementara Alat CME Fedwatch menunjukkan para pedagang memperkirakan peluang penurunan suku bunga di bulan Mei lebih dari 60 persen. Para analis juga memperkirakan The Fed akan menurunkan suku bunga setidaknya empat kali lagi setelah bulan Mei.
“Meskipun skenario seperti ini menjadi pertanda baik bagi mata uang Asia yang didorong oleh risiko, The Fed belum memberikan indikasi bahwa mereka akan memangkas suku bunga secara besar-besaran pada 2024,” ujar analis itu.
Adapun bank sentral menegaskan bahwa rencana mereka untuk menurunkan suku bunga sebagian besar akan ditentukan oleh jalur inflasi. Data NFP diperkirakan akan memberikan lebih banyak petunjuk mengenai pasar tenaga kerja.
“The Fed juga menyebutkan melemahnya pasar tenaga kerja sebagai salah satu faktor utama yang mendorong penurunan suku bunga,” ucap Ibrahim.
Dari faktor internal sendiri, Bank Indonesia sebelumnya menyatakan bahwa ekonomi Indonesia menjadi salah satu yang terbaik di dunia pada 2023 dengan pertumbuhan ekonomi sekitar 5 persen. Hal itu disertai dengan inflasi sebesar 2,61 persen atau salah satu yang terendah di dunia.
Pilihan Editor: Dipanggil KPK Soal Kasus SYL, Bos Bapanas: Insya Allah Tidak Ada Penyetoran Uang