Ariston memprediksi pelemahan rupiah berkisar di level Rp 15.850 per dolar AS, dengan potensi penguatan di kisaran Rp 15.780 per dolar AS.
Lebih lanjut, Ariston mengatakan pada pekan ini terdapat agenda penting, yakni pengumuman keputusan kebijakan moneter bank sentral AS alias The Fed pada Kamis dini hari dan data tenaga kerja AS pada Jumat malam.
The Fed, kata Ariston, kemungkinan masih akan menunjukkan kehati-hatiannya untuk tidak memangkas suku bunga terlalu cepat. Hal ini karena inflasi masih belum menyentuh target 2 persen dan masih ada peluang inflasi naik kembali karena pertumbuhan ekonomi AS yang cukup bagus.
“Sementara data tenaga kerja yang bisa meningkatkan permintaan barang juga bisa dirilis lebih bagus dari ekspektasi,” kata dia.
Oleh karena itu, sikap para pelaku pasar juga akan berhati-hati dan dolar AS tidak akan serta merta menguat menjelang data-data tersebut, sehingga peluang pelemahan rupiah masih terbuka.
“Level Rp 16.000 per dolar AS, tidak terlalu jauh dari posisi saat ini, jadi masih mungkin dicapai,” ucap analis itu.
Pilihan Editor: Izin BPRS Mojo Artho Dicabut, LPS Jamin Simpanan Nasabah