TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter Asdo Artriviyanto menjelaskan mengenai rencana kenaikan tarif layanan kereta rel listrik atau KRL Jabodetabek. Menurut dia, tarif KRL terakhir naik pada 2016, hingga saat ini belum ada kenaikan lagi.
“Sekarang belum ada kenaikan tapi tunggu tanggal mainnya,” ujar Asdo dalam konferensi pers di Kantor Pusat KAI Commuter, Stasiun Juanda, Jakarta Pusat, pada Kamis, 11 Januari 2024. Ketiga ditanya apakah tarif akan naik pada 2024, dia menjawab, “Tunggu tanggal mainnya.”
Asdo menuturkan, KAI Commuter hanya mendapatkan penugasan pengoperasian KRL. Artinya, kata dia, biaya operasi termasuk perawatan sarana prasarana semuanya ditanggung oleh pemerintah. Termasuk pembayaran krunya, ditambah dengan margin 10 persen yang semuanya sistem dari PSO (Public Service Obligation atau Kewajiban Pelayanan Publik).
Sehingga, KAI Commuter tidak khawatir. “Kalau naik ya naik saja, toh kita tergantung pemerintah, kami kan penugasan,” ucap Asdo. Masalah kenaikan tarif itu, dia melanjutkan, dari pemerintah sebagai regulator.”Akan ada kenaikan, ada, tapi tunggu tanggal mainnya.”
Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Adita Irawati menambahkan, Kemenhub sudah melakukan survei pada awal 2022 mengenai kenaikan tarif KRL. Hasilnya, dengan situasi sekarang, Kemenhub masih harus melakukan studi lebih lanjut mengenai rencana kenaikan tarif KRL.
“Ini situasi demand sudah tinggi, ya. Profit sudah mulai landai. Jadi memang dalam mobilitas masyarakat memang sudah lumayan berbeda. Itu harus kita kaji,” tutur Adita.
Berkaca dari kondisi tersebut, dia menegaskan, perlu ada studi terbaru untuk melihat bagaimana respons masyarakat terhadap tarif anyar kereta perkotaan. “Sebelumnya memang memperlihatkan masyarakat itu mau saja, ada wealing untuk itu. Tapi tentu kita akan melakukan studi ulang,” ucap Adita.
Selanjutnya: Adapun saat ini tarif KRL yang berlaku per 25 kilometer....