TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan target pertumbuhan ekonomi para kandidat capres dan cawapres Pemilu 2024 cenderung tinggi. Namun, ia mengingatkan target tersebut tak akan tercapai apabila masih bergantung pada sektor pertambangan.
Bhima menegaskan bahwa memiliki proyeksi pertumbuhan ekonomi yang tinggi saja tidak cukup. "Kualitas dari pertumbuhan ekonomi itu tidak akan tercapai kalau masih didominasi oleh sektor pertambangan penggalian migas yang sifatnya ekstraktif," kata Bhima dalam diskusi bersama Greenpeace di Jakarta pada Selasa, 19 Desember 2023.
Ia menyebutkan kandidat nomor urut 2 yakni Ganjar Pranowo-Mahfud MD memiliki target pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen. Pasangan ini menilai apabila pertumbuhan ekonomi RI tak mencapai 7 persen, sulit untuk mendorong pertumbuhan lapangan kerja.
Begitupun pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar yang menargetkan pertumbuhan ekonomi yang optimistis, namun tak setinggi Ganjar-Mahfud yaitu sekitar 5,5 persen hingga 6,5 persen. Prabowo pun, kata Bhima, banyak menargetkan Indonesia emas, bonus demografi, dan lain-lain.
Sayangnya, kata dia, target itu sulit tercapai apabila masih bergantung pada sektor pertambangan yang kini mengarah pada mineral kritis seperti nikel, bauksit, dan kobalt. Dia mengatakan dalam waktu 7 sampai 15 tahun lagi, nikel saprolit Indonesia habis. Walhasil, pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dari hilirisasi agak sulit rasanya untuk tercapai.
Eksploitasi migas