TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengatakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berpotensi melemah pada perdagangan hari ini, Senin, 11 Desember 2023.
“Rupiah berpotensi melemah hari ini terhadap dolar AS karena data tenaga kerja AS yang dirilis Jumat malam lebih bagus dari ekspektasi pasar,” ujar Ariston kepada Tempo, Senin.
Dalam analisisnya hari ini, Ariston memprediksi rupiah ditutup melemah di kisaran level Rp 15.550 hingga Rp 15.580 per dolar AS, dengan potensi support di sekitar level Rp 15.480 per dolar AS.
Menurutnya, data tenaga kerja Amerika Serikat yang solid bisa dijadikan sebagai pertimbangan bagi Bank Sentral Amerika Serikat alias the Fed untuk menahan suku bunga acuan di level yang tinggi untuk waktu yang lebih lama.
Meskipun demikian, Ariston mengatakan penguatan dolar terhadap rupiah mungkin tidak terlalu besar di awal pekan ini. “Karena pasar menunggu data penting inflasi konsumen AS yang dirilis besok malam dan keputusan suku bunga the Fed yang akan dirilis Kamis dini hari,” tuturnya.
Selain itu, data inflasi Cina yang dirilis pada Sabtu lalu turut mempengaruhi rupiah. Pasalnya, Cina merupakan salah satu negara yang punya hubungan kuat dengan Indonesia sebagai mitra dagang.
“Data inflasi Cina terbaru yang dirilis di hari Sabtu yang menunjukan deflasi bisa memberikan sentimen negatif ke rupiah,” kata pengamat itu.
Deflasi di Cina ini, kata Ariston, bisa diartikan sebagai penurunan permintaan yang mengarah ke perlambatan ekonomi. “Ekonomi Indonesia sebagai partner dagang Cina bisa terimbas dampak negatif ke depannya,” ujarnya.
Pilihan Editor: TKN Klaim Prabowo-Gibran Perjuangkan Ekonomi Kerakyatan: Jabatan Mereka untuk Bela Rakyat Kecil