Sementara dari faktor eksternal, Ibrahim menyebut membaiknya sentimen risiko dan ekspektasi Federal Reserve akan menghentikan kenaikan suku bunga.
“Hal ini terjadi ketika imbal hasil obligasi AS telah jatuh ke level terendah dalam dua bulan, yang mengindikasikan potensi pergeseran arah kebijakan moneter,” kata dia.
Menurut Ibrahim, analis pasar menunjukkan beberapa faktor yang berkontribusi terhadap tren ini. Pada hari Senin, pejabat Bank Sentral Eropa (ECB), termasuk Presiden Bundesbank Joachim Nagel dan anggota Dewan Pengurus ECB Rober Holzmann yang mengambil sikap hawkish. “Ini memperingatkan terhadap pelonggaran moneter yang prematur,” tuturnya.
ECB kemungkinan akan terus menaikkan suku bunga meskipun beberapa perkiraan mengantisipasi penurunan suku bunga. “Sebaliknya, di Amerika Serikat, data Indeks Harga Konsumen (CPI) yang lebih lemah dari perkiraan telah menyebabkan pasar mengantisipasi kemungkinan penurunan suku bunga oleh The Fed pada awal bulan Maret,” katanya.
Pilihan editor: Jaga Stabilitas Kurs Rupiah, BI Terbitkan Sekuritas dan Sukuk Valuta Asing