TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani menjelaskan mengenai insentif yang diberikan pemerintah untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi di sisa tahun 2023 ini. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan ekonomi Indonesia tumbuh 4,94 persen year on year (YoY) pada triwulan III 2023.
“Terkait dengan insentif, yang jelas di sisi permintaan, kami berharap ada upaya yang lebih efektif untuk stabilisasi inflasi barang kebutuhan pokok masyarakat di pasar,” ujar Shinta saat dihubungi pada Senin, 6 November 2023.
Kontrol inflasi ini bisa dilakukan melalui operasi pasar yang memastikan kecukupan, kelancaran, dan tidak adanya manipulasi terhadap pasokan barang kebutuhan pokok yang merugikan daya beli. Shinta juga berharap agar pemerintah mempertimbangkan distribusi subsidi yang ditargetkan untuk menekan efek negatif inflasi harga barang kebutuhan pokok, khususnya bahan pangan.
“Ini sangat penting dilakukan hingga akhir tahun karena risiko kenaikan inflasi pangan dan barang kebutuhan pokok di masyarakat masih sangat tinggi,” ucap dia.
Di sisi pasokan, pengusaha juga mengimbau agar pemerintah bisa menciptakan penguatan nilai tukar agar affordability overhead cost (keterjangkauan biaya overhead) usaha bisa lebih ditingkatkan. Sehingga pelaku usaha tidak perlu mentransfer beban kenaikan overhead cost usaha karena pelemahan rupiah ke pasar—yang menciptakan kenaikan harga pasar.
Selanjutnya: Selain itu, Shinta juga menghimbau agar stabilitas....