TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan laju inflasi Indonesia atau Indeks Harga Konsumen (IHK) secara bulanan (month-to-month/mtm) pada Oktober 2023 yaitu sebesar 0,17 persen. Angka ini turun bila dibandingkan inflasi mtm per September 2023 sebesar 0,19 persen.
Sedangkan, secara tahunan inflasi pada Oktober 2023 yaitu sebesar 2,56 persen (year-on-year/yoy). Namun, bila dibandingkan dengan laju inflasi yoy Oktober 2022 sebesar - 1,11 persen (deflasi), lonjakan harga pada bulan lalu cukup signifikan.
Adapun inflasi tertinggi per Oktober 2023 terjadi di Tanjung Pandan sebesar 5,43 persen dengan IHK sebesar 120,87 dan terendah terjadi di Jayapura sebesar 1,43 persen dengan IHK sebesar 112,88.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menyampaikan bahwa inflasi bulanan pada Oktober 2023 ini lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya, namun lebih tinggi jika dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun lalu.
"Tingkat inflasi bulanan pada Oktober 2023 lebih rendah dari bulan sebelumnya mtm. Namun, inflasi lebih tinggi jika dibanginkan dengan bulan yang sama pada tahun lalu yoy," ujar Pudji dalam konferensi pers pada Rabu, 1 November 2023.
Pudji menyebut, kelompok pengeluaran yang menyumbang inflasi bulanan terbesar adalah transportasi dengan inflasi sebesar 0,55 persen dan andil inflasi 0,07 persen.
Selain itu, komoditas lain yang juga menyumbang laju kenaikan harga bulanan terbesar adalah beras, dengan andil inflasi sebesar 0,06 persen, bensin sebesar 0,04 persen seiring dengan adanya penyesuaian harga BBM non subsidi, cabai rawit 0,03 persen, dan tarif angkutan udara 0,02 persen.
"Secara wilayah, dari 90 kota IHK, 69 kota mengalami inflasi, 42 kota diantaranya mengalami inflasi lebih tinggi dari inflasi nasional, sedangkan 21 kota lainnya mengalami deflasi," kata Pudji.
Berdasarkan sebarannya, di Pulau Sumatra, Kota Palembang mengalami inflasi tertinggi, yakni 0,53 persen. Di Bali Nusa Tenggara, inflasi tertinggi di Kupang 0,47 persen sementara Bima mengalami deflasi terdalam 0,11 persen.
Di Maluku Papua, Sorong mengalami inflasi tertinggi sebesar0,74 persen dan deflasi terdalam adalah Tual 1,08 persen. Di Sulawesi, inflasi tertinggi berada di Gorontalo yaitu sebesar 1 persen, dan deflasi terdalam di Luwuk 0,58 persen.
Sementara itu, di Pulau Jawa, inflasi tertinggi di wilayah Sumenep 0,63 persen, dan inflasi terendah di Tasikmalaya 0,01 persen. Di Kalimantan, Inflasi tertinggi berlangsung di Palangka Raya 0,63 persen, sedangkan deflasi terdalam di Tarakan 0,13 persen.
Pilihan Editor: Bos BRI: Melihat Situasi Makro Saat Ini, BI Punya Kesempatan Menaikkan Lagi Suku Bunga Acuan