TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif ICT Institute Heri Sutadi mengatakan penanganan judi online di Indonesia masih belum maksimal. Hingga kini korban akibat judi online masih banyak dan tak sedikit dari kalangan masyarakat miskin.
“Bahkan, bertumpuk-tumpuk, sudah pinjam dari pinjol (pinjaman online) eh uangnya dipakai judi online. Judi online kalah, utang pinjol bertumpuk,” ujar Heru saat dihubungi pada Jumat, 20 Oktober 2023.
Heru menjelaskan melihat kondisi seperti itu, perlu keseriusan pemerintah termasuk memberikan edukasi dan sosialisasi pada masyarakat mengenai jahatnya judi online. Karena dampaknya membuat semakin runyam kehidupan jika uang bermain judi online berasal dari pinjol.
Upaya memblokir yang dilakukan, kata dia, juga tidak konsisten. Heru mengibaratkan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang mengusir pedagang kaki lima. Bila Satpol PP tidak bekerja, maka pedagang kali lima akan berjualan lagi.
“Jadi harus diawasi dan dijaga terus-menerus, jangan kendor untuk menutup situs dan aplikasi perjudian meski dengan label game online,” tutur Heru.
Sementara, Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi mengatakan pemberatansan judi online terus menerus dilakukan Kominfo secara tegas dan serius. Dia tidak segan-segan memberikan teguran bahkan memberikan sanksi berat kepada platform yang masih membandel dan tidak serius dalam menangani konten judi online.
Selanjutnya: Namun, dia berujar, upaya seserius oleh Kominfo ...