TEMPO.CO, Jakarta - Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) menyoroti kenaikan harga beras yang terjadi beberapa waktu terakhir. Sekretaris Jenderal IKAPPI Reynaldi Sarijowan menyebut, kenaikan harga beras terjadi karena adanya penurunan jumlah produksi.
“IKAPPI menilai memang ini kecenderungan produksi yang menurun, sehingga harga beras yang medium terkerek naik di angka Rp 12.500. Ini membuat harga beras premium juga naik,” kata Reynaldi saat dihubungi pada Selasa malam, 5 September 2023.
Lebih lanjut, ia menilai bahwa kondisi saat ini merupakan dampak dari penyerapan pada 2022 yang dinilai kurang optimal dilakukan oleh Bulog. “Sehingga berdampak ke hari ini harganya sudah diatas HET,” ujarnya.
Selain itu, kata dia, impor beras yang dilakukan pemerintah juga terbukti tidak berhasil menekan harga beras yang ada. Oleh sebab itu, IKAPPI mendorong pemerintah agar dapat melakukan upaya lanjutan khusus untuk mengatasi persoalan harga beras yang masih terjadi.
“Karena ini sudah multiplier effect-nya sudah luar biasa. Kami mewaspadai ada potensi ke arah darurat beras nasional,” ungkapnya.
Ia pun meminta agar pemerintah bersama seluruh stakeholder dapat bergotong royong guna menyelesaikan persoalan ini.
Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengungkapkan bahwa kenaikan harga beras ini dipengaruhi oleh turunnya panen pada semester kedua.
“Kalau di paruh kedua itu kan panennya 30 persen, kalau separuh pertama 70 persen. Sehingga memang ada rebutan gabah, sehingga harga gabah mulai naik. Itu artinya harga beras akan naik,” kata Arief saat kepada Tempo, Jumat, 1 September 2023.
Selain itu, ia juga mengakui bahwa pihaknya memang menaikkan harga di tingkat petani.
“Memang harus diakui kita memang menaikkan harga di tingkat petani 20 persen itu untuk keseimbangan harga baru, tentunya petani kita itu biaya inputnya kan naik,” ujarnya.
Sebagai langkah intervensi atas harga beras di pasaran, pemerintah akan memajukan waktu penyaluran bantuan pangan beras.
Bantuan pangan beras yang seharusnya mulai disalurkan Oktober akan dimajukan September. Total bantuan pangan beras yang akan disalurkan adalah sekitar 640 ribu ton. Penyaluran akan dilakukan ke seluruh wilayah Indonesia hingga akhir tahun 2023.
Pilihan Editor: Terpopuler: Kekayaan Arsjad Rasjid dan Andika Perkasa, Ketua dan Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional Ganjar Pranowo