TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat sebanyak 1.008 perusahaan industri dan 17 perusahaan kawasan industri di DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten telah melaporkan pengendalian emisi gas buang pada 31 Agustus 2023.
Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif mengatakan pelaporan pengendalian emisi gas buang itu diwajibkan lewat Surat Edaran Menteri Perindustrian Nomor 2 Tahun 2023. Sasarannya adalah industri di Jakarta, Jawa Barat, dan Banten yang dalam proses pembangkitan energi, proses produksi, dan limbahnya mengeluarkan emisi gas buang dan atau gangguan ke udara ambien
"Dalam pelaksanaannya, industri melakukan pelaporan berkala setiap satu kali dalam satu minggu pada hari Kamis melalui portal Sistem Informasi Industri Nasional (www.siinas.kemenperin.go.id), sesuai dengan tata cara pelaporan sebagaimana tercantum dalam lampiran SE Menperin," kata Febri dalam keterangan resminya pada Sabtu, 2 September 2023.
Selain itu, Kemenperin juga telah membentuk tim inspeksi pengendalian emisi gas buang sektor industri di DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat. Dalam menjalankan tugasnya, tim inspeksi telah melakukan langkah-langkah identifikasi dan perencanaan terkait sistem inspeksi, mulai dari pendataan, monitoring, hingga kunjungan ke lapangan.
Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional Kemenperin Eko S. A. Cahyanto mengatakan beberapa kegiatan usaha yang menjadi sorotan telah dipantau. Satu perusahaan industri yang diduga mencemari lingkungan juga telah diperiksa secara langsung.
"Hasilnya, emisi gas buang perusahaan tersebut jauh di bawah ambang batas, meskipun ada permasalahan administratif yang perlu diselesaikan,” ujar Eko.
Tim inspeksi telah melakukan pemantauan pada Senin lalu, 28 Agustus 2023 di perusahaan industri kelompok industri bahan galian non-logam dan industri baja di wilayah Jabodetabek. Hasilnya, perusahaan telah mematuhi peraturan perundang-undangan.
"Selain itu, hasil pengukuran menunjukkan bahwa emisi mereka tetap berada di bawah ambang batas," tutur dia.
Pilihan Editor: Bahlil Ibaratkan Kerja Sama Investasi ASEAN seperti Sapu Lidi