"Kalau dulu selalu meeting berarti ada ruangan, menggunakan AC, dan ada konsumsi, sekarang kita bisa melakukan meeting secara sangat efisien namun tetap partisipasinya tinggi," ujarnya.
Kemenkeu menuturkan kebijakan negative growth pegawai dilakukan dalam rangka mengantisipasi dan merespons penggunaan teknologi digital yang makin banyak sehingga tidak ada sumber daya manusia (SDM) yang misallocated atau menganggur.
"Kita tetap berhati-hati menjaga jumlah dan kuantitas dan kualitas SDM kita. Penggunaan layanan kita juga kita perbaiki," ujarnya.
Dengan demikian, kebijakan pelaksanaan anggaran Tahun Anggaran 2022 mampu menjaga kualitas belanja Kemenkeu menjadi lebih efisien, baik pada belanja pegawai, barang maupun modal.
Penghematan belanja pegawai dilakukan dengan implementasi kebijakan negative growth dan sentralisasi belanja pegawai. Sedangkan efisiensi belanja barang dilaksanakan melalui penyelarasan dengan pola kerja baru, pemanfaatan teknologi informasi, pengendalian belanja birokrasi dan simplifikasi proses bisnis.
"Untuk belanja pegawai dengan negative growth dan juga dengan digitalisasi, kami mampu melakukan pengelolaan SDM dengan biaya yang relatif sangat efisien atau makin efisien namun tidak menurunkan kepuasan dari pegawai," ujarnya.
Sementara efisiensi pada belanja modal dilakukan dengan pemenuhan belanja multi years, melanjutkan belanja yang tertunda di tahun anggaran 2021 karena pandemi, menyelesaikan konstruksi dalam pengerjaan, pengadaan collaborative tools secara terpusat, konsolidasi pengadaan laptop melalui e-katalog LKPP dan kebijakan tingkat komponen dalam negeri (TKDN).
"Kami akan terus melakukan perbaikan secara bertahap proper dan dengan menggunakan kepantasan serta menjaga tata kelola menggunakan e-katalog dan TKDN sesuai yang dianjurkan dan disepakati serta menjadi target dari kualitas belanja," kata Menkeu.
Pilihan editor: Sri Mulyani Siapkan Aturan Impor Mobil Listrik Utuh Bebas Pajak