Upaya peningkatan pemanfaatan potensi pasar dalam negeri, lanjut dia, harus dilakukan secara serius. Hal ini mengingat laporan Pusdatin Kemenperin menunjukkan nilai PMDN atau penanaman modal dalam negeri industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki pada triwulan I 2023 mencapai Rp 344,467 juta dan investasi penanaman modal asing (PMA) mencapai US$ 190 juta.
“Hal ini meningkatkan optimisme kami terhadap pertumbuhan industri alas kaki dalam negeri,” kata Ambareny.
Tak hanya itu, ujar dia, industri alas kaki juga tercatat memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian nasional. Data Kemenperin menunjukkan kontribusi sektor industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki, yang melingkupi industri alas kaki terhadap Produk Domestik Bruto atau PDB 2022 mencapai angka Rp 30,80 triliun. Angka itu tumbuh 9,36 persen dari tahun 2021.
Sedangkan pada triwulan I 2023, kontribusi PDB sektor tersebut telah mencapai Rp 7,57 triliun atau telah menyumbang 1,42 persen terhadap PDB nonmigas. Kinerja ekspor sektor itu pada semester I tahun 2023 mencapai US$ 3,21 miliar.
"Nilai ekspor komoditas sepatu olahraga menempati delapan besar komoditas dari nilai ekspor industri pengolahan nonmigas," ujar Ambareny.
Di sisi lain, kata dia, industri alas kaki Indonesia menghadapi berbagai tantangan, seperti menurunnya permintaan dari pasar ekspor ke Amerika Serikat dan Eropa, serta persaingan dengan produk harga rendah.
“Oleh sebab itu, Ditjen IKMA melalui BPIPI konsisten mendorong pengembangan pelaku IKM alas kaki ini melalui program peningkatan kapasitas SDM, bimbingan teknis produksi, sertifikasi, fasilitasi dan restrukturisasi mesin, inkubator bisnis, serta fasilitasi partisipasi pameran di dalam maupun luar negeri,” tutur dia.
Pilihan Editor: Marak Mahasiswa Terjerat Paylater, OJK Peringatkan Perusahaan Kredit Online