TEMPO.CO, Jakarta - DBS Bank Ltd atau Bank DBS mengumumkan akan mengucurkan dana hingga SG$ 1 miliar (setara Rp 11.276,6 triliun dengan kurs Rp 11.276,6 per SG$) untuk 10 tahun ke depan. Dana itu akan digunakan untuk meningkatkan kehidupan dan kesejahteraan masyarakat yang berpenghasilan rendah dan kurang beruntung untuk membina komunitas yang lebih inklusif.
CEO Bank DBS Piyush Gupta menjelaskan pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19 yang tidak merata dan tingginya inflasi telah memperburuk kondisi mereka yang rentan secara finansial. Beberapa segmen masyarakat dihadapkan pada tantangan akut dalam memenuhi kebutuhan.
“Sebagai bank yang didorong oleh tujuan positif atau purpose-driven bank, Bank DBS selalu aktif memberikan kembali pada masyarakat,” ujar dia lewat keterangan tertulis dikutip Ahad, 20 Agustus 2023.
Dari SG$ 1 miliar tersebut, setiap tahunnya, Bank DBS akan mengeluarkan SG$ 100 juta untuk Singapura dan pasar utama lainnya mulai 2024. Sebagian besar dari dana tersebut akan digunakan dalam program-program yang bertujuan untuk mendukung segmen komunitas rentan.
Di antaranya membantu mereka dengan kebutuhan sehari-hari yang mendesak, seperti kebutuhan pangan dan papan. Serta memberikan mereka kesempatan untuk lepas dari lingkaran kemiskinan melalui edukasi. Kemudian melengkapi mereka dengan keterampilan hidup penting seperti literasi digital dan finansial, juga menguatkan ketangguhan emosional dan mental mereka.
“Di tengah zaman yang semakin menantang, Bank DBS ingin mendukung mereka yang memiliki sarana terbatas. Salah satunya dengan memberikan akses pada kesempatan dasar yang diperlukan untuk mencapai kesuksesan dalam hidup,” tutur Gupta.
Selain itu, lebih dari 36.000 tenaga kerja Bank DBS berkomitmen melakukan 1,5 juta jam kegiatan sukarela dalam 10 tahun ke depan untuk memberikan kembali kepada masyarakat. Bahkan, dalam beberapa bulan ke depan, bank akan mengidentifikasi organisasi dan program kunci untuk bermitra dan membentuk dukungan.
Sebagai permulaan, di Singapura, Bank DBS akan bekerja sama dengan Ministry of Social and Family Development (Kementerian Sosial dan Perkembangan Keluarga) Singapura. Tujuannya untuk mendukung keluarga berpenghasilan rendah dan rumah tangga yang memerlukan tambahan bantuan.
“Dengan komitmen sebesar SG$ 1 miliar dan peningkatan jam sukarela karyawan dalam 10 tahun ke depan, kami berharap dapat menghasilkan dampak yang bertahan lama dan bermakna,” ucap Gupta. “Untuk memperbaiki kehidupan mereka yang kurang beruntung di antara kita.”
Pilihan Editor: Faisal Basri Ungkap UU Cipta Kerja Tidak Tingkatkan Pertumbuhan Investasi, Ini Datanya