Memasuki era milenial alias tahun 2000, Hutama Karya tidak hanya berfokus pada konstruksi tapi juga merevitalisasi diri dengan melakukan pengembangan usaha untuk sektor-sektor swasta melalui pembangunan High Rise Building (Bakrie Tower dan Apartemen-Apartemen) maupun infrastruktur lainnya seperti jalan tol.
Dalam perkembangan inovasinya itu, Hutama Karya tetap menjaga kualitas dan mutu. Hal itu dibuktikan dengan diraihnya sertifikat ISO 9001:2008, ISO 14001:2004 dan OHSAS 18001:2007.
Selang 10 tahun kemudian, Hutama Karya semakin menguatkan eksistensinya di industri konstruksi nasional. Mereka kemudian melakukan diversifikasi usaha melalui pendirian anak perusahaan di bidang pengembangan properti dan manufaktur aspal serta baja.
Pada 2014, Hutama Karya resmi mengemban tugas untuk membangun Jalan Tol Trans-Sumatera. Tugas tersebut tercantum dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 100 Tahun 2014 yang kemudian diperbarui menjadi Perpres Nomor 117 Tahun 2015. Hutama Karya diberi amanah mengembangkan 2.770 kilometer jalan tol di Sumatera dengan prioritas 8 ruas pertama.
Hingga 2022, Hutama Karya berhasil menjalankan tugas pemerintah dengan mengoperasikan ±542,8 km. Jalan Tol Trans Sumatera akan terus dibangun untuk menghubungkan konektivitas Lampung hingga Aceh demi menunjang keberlanjutan Infrastruktur untuk Indonesia Maju.
AMELIA RAHIMA SARI | RIZKI DEWI
Pilihan editor: Waskita Karya Dililit Masalah Keuangan, Pengamat Bicara Soal Akuisisi dengan Hutama Karya