TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat dari Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) Yusri Usman memperkirakan Indonesia bisa mengekspor listrik bersih ke Singapura pada 2025. Apa sebabnya?
"Perkiraan Indonesia bisa mulai ekspor listrik dari energi bersih ke Singapore sekitar awal 2025 karena harus menyiapkan infrastruktur kabel bawah laut," ujar Yusri pada Tempo, Kamis malam, 3 Agustus 2023.
Selain itu, dia menjelaskan, Singapura pada 2027 juga sudah menghentikan pasokan energi kotor untuk kebutuhan listriknya. Menurut Yusri, kebutuhan Singapura terhadap energi bersih sampai 2020 adalah sekitar 7,2 gigawatt.
"Berdasarkan konfirmasi kami kepada perusahaan yang sudah menandatangani MoU (nota kesepahaman) dengan perusahaan energi Singapura, tarif per kWh 18 sen dolar Singapura," beber Yusri.
Dia memaparkan, pada 16 Maret 2023, pemerintah Indonesia dan Singapura telah menandatangani MoU untuk menjual listrik bersumber dari energi hijau, yaitu pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).
Sebelumya diberitakan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Singapura sangat mengharapkan kerja sama dengan Indonesia untuk suplai listrik menggunakan energi bersih. Luhut berharap, Indonesia bisa memulai ekspor komoditas tersebut.
"Mereka berharap sekali bisa kerja sama dengan Indonesia untuk supply listrik. Harapannya kita bisa mulai ekspor, karena saat ini 95-96 persen masih menggunakan fosil,” ujar Luhut dalam keterangan tertulis pada Senin malam, 5 Juni 2023.
AMELIA RAHIMA SARI | RIANI SANUSI PUTRI
Pilihan Editor: 3 Poin Jokowi soal Jembatan Lengkung LRT Jabodebek Salah Desain